JEMBER, FaktualNews.co-Adanya desakan pengelola hotel agar Pemkab Jember dan stakeholder terkait kembangkan potensi pariwisata setempat dibenarkan pengurus Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) cabang Jember.
Ketua PHRI Jember Teguh Soeprajitno mengatakan, perlu segeranya mengembangkan potensi pariwisata di Jember. Karena kondisi pariwisata Jember saat ini, masih dinilai jalan di tempat.
Kata Teguh, perlu adanya pergerakan dan paling tidak kolaborasi untuk pengembangan pariwisata.
“Kalau Jember pariwisatanya memang diam di tempat tidak ada perubahan sama sekali. Makanya kita sebenarnya harus duduk bersama. Dengan teman-teman yang lain. Kita tidak bisa berdiri sendiri,” kata Teguh saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Rabu (3/8/2022).
Teguh mengatakan, terkait kepedulian pada pengembangan wisata. Sudah dilakukan jauh sebelum pemerintahan daerah saat ini.
“Sebenarnya mulai periode bupati yang lalu. Kita sudah ingin membentuk namanya BPPD (Badan Promosi Pariwisata Daerah). Dimana kita bisa mempromosikan Jember bersama-sama,” ungkapnya.
“Tapi kita sudah mau membentuk untuk tim di periode bupati yang lalu. Tidak disetujui,” sambungnya.
Terkait pembentukan BPPD itu, Teguh menyampaikan, terdiri dari berbagai stakeholder dan unsur.
“Di dalamnya ada sembilan unsur di BPPD itu. Diantaranya beberapa teman-teman travel agen, dan lain-lain, itu ada di sana, termasuk beberapa asosiasi yang bisa mempromosikan Jember, termasuk bidang pendidikan, Unej juga. Kita sudah bentuk di pertengahan April kemarin,” ulasnya.
Namun sayangnya, lanjut Teguh, meskipun sudah dibentuk, belum ada tindak lanjut. Bahkan pada periode pemerintah daerah saat ini juga mengalami hal yang sama.
“Gak tahu salahnya di mana, apa bupati tidak menghendaki atau dari dinas terkait yang belum mengajukan. Kami memang berkoordinasi BPPD itu di bawah naungan dari dispar. Saya pun juga tidak tahu, tidak disetujui karena apa,” ucap dengan nada tanya.
Dengan kondisi ini, ditambah desakan dari pengelola hotel. Kata Teguh, pihaknya berharap pemerintah daerah harus benar-benar bergerak.
“PHRI ada di bagian itu (BPPD), karena memang pengurus BPPD dulunya atas (inisiasi) dari PHRI pusat. Kalau saya melihat, memang kurang sinergi, antara dinas terkait dan stakeholder,” ujarnya.
Adanya pergerakan dan dukungan dari pemerintah daerah, lanjutnya, harus segera direalisasikan.
“Dimana Jember ingin rame dan mendatangkan tamu. Bukan hanya tamu wisata, tapi yang menjual Jember tidak ada. Dari pihak pemerintah pun tidak ada bantuan di situ. Hal ini kita tidak mengharapkan, tetapi paling tidak berkolaborasilah,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Jargon Wis Wayahe yang digaungkan Bupati Jember Hendy Siswanto dan Wabup Muhammad Balya Firjaun Barlaman, membawa Kabupaten Jember semakin berkembang dan lebih baik. Masih dinilai pengelola hotel di Jember kurang maksimal.
Meskipun saat ini didukung dengan bisnis perhotelan yang bertumbuh kembang lebih baik, pasca pandemi Covid-19. Namun dirasa belum memberikan dampak ekonomi yang baik.
Menurut CEO PT. Dafam Hotel Management Andhy Irawan, saat dikonfirmasi disela acara Rebranding Ceremony Meotel Jember by Dafam to Hotel Dafam Fortuna Jember, Selasa (2/8/2022).
Jargon Bupati Jember Wis Wayahe dinilai sudah sangat tepat. Namun jika tidak didorong insan pariwisata bersatu, kata Andhy, berbicara soal perkembangan pariwisata di Jember. Masih belum dirasakan dampak positifnya.