SURABAYA, FaktualNews.co – Unit Reskrim Polsek Gayungan, Surabaya, meringkus pelaku penipuan dengan cara mengaku sebagai owner rumah makan maupun kafe. Dari kejahatannya tersebut, pelaku berhasil menggondol empat motor korbannya.
Adalah JPR (37) pelaku warga Kupang Krajan, Kecamatan Sawahan, Surabaya yang tinggal di Desa Gambir Anom, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo.
Peristiwa penipuan ini dilaporkan LA (18) warga Surabaya yang menjadi korbannya.
Sebelumnya, korban diajak ketemuan pelaku di Cafe Bakwan Najakh Jalan Gayungsari Barat No.02 Surabaya, untuk mendapatkan pekerjaan dari pelaku.
Setelah bertemu antara pelaku dan korban, korban diminta untuk mengisi form. Saat korban lengah, pelaku meminjam kunci motor korban berdalih untuk membeli materai. Aksi pelaku membawa kabur motor korban sempat terekam CCTV kafe.
Kanit Reskrim polsek gayungan, Iptu Hedjen Oktianto, menjelaskan, modus pelaku menipu korbannya dengan cara membuka lowongan kerja melalui media sosial (Facebook). Selanjutnya saat ada korban yang tertarik diajak ketemuan serta diminta mengisi form.
“Saat si korban mengisi form dan korban lengah, pelaku atau tersangka ini meminjam motor korban dengan alasan membeli materai. Saat ditunggu lama oleh korban, pelaku tak kunjung kembali,” kata Iptu Hedjen Oktianto, Jumat (5/8/2022).
“Untuk meyakinkan korban, bahwa tas yang dibawa pelaku ditinggal agar korban yakin pelaku tidak meninggalkan korban,” tambahnya.
Sedangkan untuk korban selalu perempuan, sampai saat ini jumlah korban sebanyak empat orang.
“Jika ada masyarakat yang mengenali pelaku dan menjadi korban atas penipuan pelaku bisa menghubungi polsek gayungan,” ucapnya.
Dari hasil kejahatannya, pelaku mendapatkan empat unit motor. Tiga sudah terjual melalui FB. Seementara yang satu unit lagi digunakan pelaku untuk sarana beraksi.
“Plat nomor yang diamankan polisi adalah plat nomor motor korban dan dilepas pelaku dan diganti plat nomor palsu,” sambung dia.
Pelaku melakukan penipuan ini seorang diri. Sedangkan hasil dari menipu digunakan untuk biaya hidup dan membayar kontrakan rumah.
“Untuk kebutuhan hidup pak, saat ini jumlah korban ada empat semuanya perempuan yang mencari pekerjaan,” aku tersangka.