Kenalkan Kuliner Khas Situbondo Bernama Kotel, Nikmatnya Kriuk
SITUBONDO, FaktualNews.co – Jika Anda berkunjung ke Kota Situbondo, kurang lengkapnya rasanya kalau tidak menikmati kuliner khas bernama kotel.
Kuliner khas Situbondo kotel hampir sama dengan panganan pempek dari Palembang Sumatera Selatan (Sumsel). Meski rasanya serupa, namun bentuk dan penyajiannya tidak sama.
Kotel merupakan kudapan khas Situbondo. Terutama kawasan bagian barat Kabupaten Situbondo, yakni wilayah Kecamatan Besuki dan sekitarnya. Konon kotel ini merupakan panganan turun temurun warga.
Kotel dan pempek sama terbuat dari tapioka, namun kotel dicampur dengan daging ikan yang telah dihaluskan ditambah beberapa bumbu lainnya, seperti bawang putih yang dihaluskan, telur, serta sedikit garam maupun penyedap rasa lainnya.
Adonan yang telah bercampur tersebut selanjutnya digoreng, lantas disantap dengan dicocol saus. Bahkan, lebih afdol kotel dinikmati selagi hangat, sebagai teman minum kopi.
Bedanya, jika pempek cara penyajiannya menggunakan kuah cuka yang memiliki rasa asam, manis, dan pedas, ditambah irisan mentimun. Kotel dicocol dengan petis ikan yang dicampur dengan cabai yang diuleg.
Sedangkan cara penyajian kotel yakni adonan yang telah dibentuk batangan memanjang itu kemudian digoreng. Setelah matang, lantas dipotong-potong. Ukurannya sesuai selera ukuran.
Potongan kotel yang sudah matang berwarna kuning kecoklatan. Rasanya perpaduan antara renyah kriukk dan kenyal. Apalagi ditambah cocolan berbahan petis ikan dan pedas ulegan cabai rawit, sehingga hampir dipastikan para wisatawan akan ketagihan dengan panganan kotel.
Kotel merupakan kudapan khas kawasan Besuki dan sekitarnya. Sebab, wilayah ini merupakan daerah pesisir yang memang dekat dengan pelelangan iks tradisional hasil laut tangkapan nelayan.
“Selain dimakan di tempat, biasanya para wisatawan menjadikan panganan kotel sebagai oleh-oleh. Bahkan, saya kebanjiran pesanan dari luar daerah,” kata Suhartini, salah seorang produsen rumahan kotel di Besuki, saat ditemui rumahnya, Sabtu (6/8/2022).
Menurut dia, untuk kotel yang dikirim ke luar kota biasanya yang sudah berbentuk setengah jadi, ditambah saus petis ikan. Sehingga begitu dibutuhkan tinggal menggoreng saja, lalu dinikmati.
“Sejumlah warung juga menyediakan untuk langsung dinikmati. Meski agak jarang, dulu kotel kan banyak. Bahkan, hampir dipastikan setiap lebaran, warga pasti membuat kotel,”pungkasnya.
Sementara itu, Harsono (43), salah seorang warga Kabupaten Probolinggo mengatakan, dirinya pertama kali mengenal kotel pada tahun 2019 lalu, saat dirinya bersilaturrahmi ke teman di Besuki.
“Saat itu, saya mendapat hidangan kotel, sehingga saya dan istri ketagihan. Bahkan, jika saya ke Situbondo hampir dipastikan, selain membawa oleh oleh kotel, saya dan istri selalu makan kotel ditempat,” katanya.