FaktualNews.co

Warga Kediri Mengenang Hancurnya Kitab Calonarang

Sosial Budaya     Dibaca : 838 kali Penulis:
Warga Kediri Mengenang Hancurnya Kitab Calonarang
Warga berdoa di Situs Calonarang.

KEDIRI,FaktualNews.co – Untuk mengenang cerita Calonarang yang merupakan cikal bakal dan leluhur desa, Pemerintah Desa Sukorejo, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, menggelar pementasan cerita Calonarang, Senin (8/8/2022).

Pementasan dilakukan di balai desa setempat, yang diperankan oleh pemuda-pemudi karang taruna. Dalam pementasan tersebut menceritakan kisah seorang ibu bernama Calonarang, yang mempunyai anak semata wayang bernama Ratna Mangali, di masa Kerajaan Daha Kediri, dibawah kekuasaan Raja Airlangga.

Calonarang dikenal sebagai seseorang yang berilmu tinggi, sehingga banyak pemuda-pemuda di wilayah Kerajaan Daha Kediri, tidak berani melamar Ratna Mangali. Bahkan hingga Ratna Mangali dewasa, tidak satupun pemuda yang berani melamar, karena takut akan kesaktian Calon Arang.

“Mengetahui anaknya tidak ada yang berani melamar, Calonarang yang sangat menyanyangi Ratna Mangali murka. Calonarang kemudian menebar wabah penyakit kepada rakyat Daha Kediri,” Jelas Eko Priyanto, Kasi Museum dan Kepurbakalaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, saat melihat pementasan cerita Calon Arang.

Kabar mewabahnya penyakit tersebut, kemudian didengar oleh Raja Airlangga. Raja Airlangga kemudian meminta tolong kepada Mpu Baradah. Selanjutnya Mpu Baradah bersemedi kepada Tuhan, agar diberikan petunjuk bagaimana menghilangkan wabah penyakit tersebut.

“Dalam semedinya Mpu Baradah kemudian mendapatkan petunjuk, wabah penyakit akan hilang jika Calonarang bisa dikalahkan. Dan untuk mengalahkan Calon Arang, yakni dengan menghancurkan kitabnya,” imbuh Eko.

Mpu Baradah kemudian menyuruh muridnya Mpu Bahula, agar melamar dan menikahi Ratna Mangali, dengan harapan untuk mengetahui penyimpanan kitab milik Calonarang.

“Jadi perkawinan antara Mpu Bahula dengan Ratna Mangali adalah perkawinan politik. Agar Mpu Bahula mengetahui tempat kitab Calonarang disimpan, dengan harapan mampu mengambilnya,” Ujar Eko.

Pementasan diakhiri dengan Mpu Bahula menyuruh istri Ratna Mangali, agar mengambil kitab milik ibunya (Calonarang). Setelah berhasil mendapatkan, kitab tersebut kemudian diberikan kepada Mpu Bahula.

Calonarang yang mengetahui, kemudian mengejar dan terjadi pertempuran. Mpu Baradah yang datang kemudian menghancurkan kitab milik Calonarang, sehingga Calonarang berhasil dikalahkan. Dengan kalahnya Calonarang, wabah penyakit kemudian hilang.

“Jadi pementasan cerita ini, untuk menguri-uri sejarah, agar generasi muda mengetahui cerita tentang sosok Calonarang, yang sangat mencintai dan menyayangi anaknya. Jadi cerita ini kita ambil sisi baiknya, tentang seorang ibu yang berjuang untuk anaknya.” Kata Khusnul Arif, anggota DPRD Kabupaten Kediri.

Usai pementasan, kemudian pihak perangkat desa dan tamu undangan melakukan ziarah dan berdoa di Situs Calonarang.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Aris