JEMBER, FaktualNews.co – Petani asal Kecamatan Jelbuk, Jumantoro, nekat mengayuh sepeda angin sejauh 10 kilometer ke gedung DPRD Jember, Rabu (10/8/2022). Demi menyampaikan aspirasinya, terkait pembatasan pupuk bersubsidi.
Aksi Jumantoro ini sebagai bentuk protes kepada pemerintah, dengan adanya pembatasan pupuk bersubsidi.
Dia juga menyerahkan pupuk nonsubsidi ke anggota legislatif di Jember.
“Hari ini saya sebagai petani, naik sepeda ontel dari rumah ke DPRD, untuk titip pesan bagi pak Presiden dan wakil rakyat dipusat. Bahwa dengan adanya kebijakan pencabutan pupuk subsidi menjadi kado istimewa bagi petani di HUT ke 77 RI. Bukan petani semakim berdaya, tapi petani semakin menderita,” kata Jumantoro.
Dengan adanya pembatasan pupuk subsidi. Membuatnya berinisiatif untuk melakukan aksi demo tunggal itu.
“Karena dengan kondisi petani saat ini, hidup tak mau matipun segan. Dengan cuaca ekstream dan lain sebagainya, ditambah aturan Permentan Nomor 10 tahun 2022 ini. Dari 70 komoditi (pupuk subsidi). Hanya sembilan yang disubsidi. Bahkan Za yang dibutuhkan tembakau rakyat dan hortikultura dicabut. Hanya tinggal UREA dan NPK,” katanya.
“Sehingga sebagai simbol (bentuk protes), saya serahkan pupuk nonsubsidi dari petani ini kepada anggota dewan,” tandasnya.
Sebagai bagian bentuk aksi demo tunggal yang dilakukan, lanjut pria yang juga Ketua HKTI Jember ini, selain aksi tunggal bersepeda ke gedung dewan, juga dilanjutkan dengan menyerahkan satu karung pupuk nonsubsidi.
“Ini sebagai pesan bagaimana kondisi petani saat ini yang dalam situasi tidak baik-baik saja. Ada 10 Kg pupuk yang saya serahkan ini. Ini adalah perjuangan kami dan supaya presiden riil melihat. Bahwa petani sekarang ini butuh kebijakan untuk petani. Bukan kepentingan pada siapa-siapa,” kata Jumantoro.
Menurutnya subsidi pupuk sangat penting untuk pertanian.
“Subsidi pupuk yang tidak sampai Rp 100 triliun dibandingkan subsidi untuk BBM Rp 500 triliun lebih, tidak ada artinya. Sedangkan petani salah satu penyangga negara, tapi kurang diperhatikan pemerintah. Kalau salah satu tiang ini ambruk, maka tunggu saja negara ini ambruk,” ungkapnya.
Dari aksi yang dilakukan, Jumantoro juga menegaskan, jika pihaknya juga mewakili keluhan dari seluruh petani di Jember.
“Ada ribuan petani yang merasa protes. Aksi ini (demo tunggal), adalah embrio tunggal dan jika tidak ada perhatian. Maka akan kirab ribuan petani lainnya. Ini peringatan agar lebih peduli kepada nasib petani,” tegasnya.
Ketua Komisi B DPRD Jember Siswono menerima aksi protes terkait penyerahan pupuk non subsidi dari Jumantoro.
Menurut Siswono, aksi protes yang dilakukan petani adalah bentuk keprihatinan. Perlu perhatian dari pemerintah daerah, untuk ikut memperhatikan keluhan dari petani.
“Terlebih lagi Kementan yang menerbitkan e-RDKK terkait persoalan petani tembakau dan palawija. Tiba-tiba dalam proses perjalanan setengah semester, ada pemotongan (subsidi) tanpa syarat. Bahkan tidak ada sosialisasi, soal kebijakan pencabutan subsidi ini,” kata Siswono.
Oleh karena itu dengan adanya persoalan ini, menurutnya, menjadi beban pemerintah.
“Saya berharap bupati agar memberikan ruang, agar Pemkab hadir menalangi kekurangan dari pupuk subsidi ini, tentunya dengan APBD. Jangan kemudian, berdalih hal ini sebagai kebijakan sosial,” tegasnya.
Namun demikian, lanjut legislator dari Gerindra ini, dengan adanya pesan agar bisa disampaikan kepada pemerintah pusat.
“Tentunya kita sudah berkoordinasi dengan wakil rakyat kami di tingkat nasional. Nantinya terkait persoalan Pupuk Subsidi ini akan dibahas juga dalam rakernas Partai Gerindra,” pungkasnya.