FaktualNews.co

Jipang Ngasem Milik Seno Tidak Mudah Hancur dan Awet

Kewirausahaan     Dibaca : 497 kali Penulis:
Jipang Ngasem Milik Seno Tidak Mudah Hancur dan Awet
Para karyawan sedang mengemas jipang di rumah produksi di Dusun Penggek, Desa/ Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro.

BOJONEGORO, FaktualNews.co – Jipang termasuk jajanan ndeso dan jadul yang bikin kangen. Jipang atau bipang terbuat dari beras dan campuran gula. Rasanya yang manis dan renyah jadi favorit semua kalangan.

Jipang di pasaran dibuat dari beras benno yaitu beras yang sudah dipanaskan hingga mengembang berkali-kali lipat. Untuk mengolahnya menggunakan alat pemanas khusus yang tidak dijual bebas. Tapi jangan khawatir di Dusun Penggek, Desa/ Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, telah berdiri rumah produksi jajanan jipang.

Seno pemilik rumah produksi jipang mengatakan, sebenarnya usahanya di bidang makanan ringan berupa jipang ini sudah dimulai sejak lama, akan tetapi perkembangan pesat yang dirasakan semenjak tahun 2018.

“Dulu sebelum punya usaha ini saya bekerja di bidang marketing, di tahun 2015 saya ketemu temen yang sedang mencari kerja, dia punya keahlian membuat jipang, lalu saya ajak memproduksi jipang, dan saya kembangkan hingga sekarang,” ceritanya.

Dia juga mengatakan, bahwasanya jipang miliknya beda dengan jipang-jipang lainnya, jipang milik Seno mempunyai ciri khas tersendiri yaitu susah hancur, dan awet hingga satu setengah bulan tanpa bahan pengawet.

Bahan jipang ini hanya dari gula dan beras saja tanpa bahan pengawet, di samping itu untuk pemasaran sendiri sudah banyak dari luar kota seperti Cepu, Tuban, Lamongan bahkan hingga Cirebon.

“Alhamdulillah dengan adanya usaha ini bisa membantu perekonomian keluarga dan masyarakat sekitar, untuk karyawan tetap ada sekitar 12 orang, sedangkan jika ramai pesanan biasanya kita tambah personal hingga 30,” ujarnya.

Dia juga melanjutkan, bahwa produksi jajanan jipang itu tidak seperti jajanan lainnya, dalam pembuatan jipang harus menggunakan kerja sama tim, jika ingin menggenjot produksi berarti juga harus menambah tim.

Selain itu pembuatan jajanan ini tidak bisa dilakukan dengan kerja lembur, sebab nantinya akan menggangu warga sekitar karena dalam pembuatannya itu menimbulkan suara yang berisik.

“Dalem pembuatannya itu ada suaranya ‘dor’ seperti itu, ketika beras dijadikan brondong, maka dari itu pembuatannya tidak bisa dilakukan di malam hari,” ujarnya.

Seno juga mengatakan bahwasanya untuk harga jajanan jipang ini tergolong sangat ekonomis, pasalnya jajanan yang berbahan dasar gula dan beras ini hanya Rp 500 perbungkusnya.(Syaifudin)

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Aris