FaktualNews.co

Ansor Jatim Kecam Sebutan Gus di Nama Samsudin Blitar

Peristiwa     Dibaca : 802 kali Penulis:
Ansor Jatim Kecam Sebutan Gus di Nama Samsudin Blitar
FaktualNews.co/Risky.
Samsudin saat penuhi panggilan Polda Jatim pada Jumat (12/8/2022) petang.

SURABAYA, FaktualNews.co – Pemilik Padepokan Nur Dzat Sejati di Kabupaten Blitar, Samsudin Jadab menyebut istilah ‘Gus’ yang disematkan pada nama panggilannya, hanya sapaan untuk anak laki-laki Jawa.

Diketahui, GP Ansor Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur (Jatim) sempat menyebut bahwa penggunaan gelar ‘Gus’ pada nama Samsudin, dapat menyesatkan masyarakat dan digunakan untuk keuntungan pribadi.

“Kalau saya no comment, karena nama ‘Gus’ sendiri kalau orang Jawa itu ‘Gus’ itu untuk anak laki-laki, cah bagus” katanya.

Selain itu, menurut Samsudin, sapaan ‘Gus’ yang disandang merupakan panggilan orang-orang disekelilingnya. Ia pun tak mempermasalahkan dipanggil dengan sebutan itu.

“Saya terserah orang manggil saya apa, kalau memanggil saya ya bisa apapun, kan seperti itu. Itu orang yang memanggil saya (Gus) bukan saya pengen dipanggil,” jelasnya.

Perlu diketahui, beberapa waktu laku Bendahara GP Ansor Jatim, Muhammad Fawait mengatakan, pihaknya mengecam pencatutan gelar Gus dalam nama Samsudin Jadab. Hal ini dapat menyesatkan masyarakat.

Menurut Gus Fawait, Samsudin mengambil keuntungan pribadi dalam penggunaan gelar Gus itu. Ia khawatir hal tersebut dapat merugikan para kiai atau Gus yang asli.

“Orang yang melakukan praktik perdukunan menyebut dirinya kiai atau gus. Hal itu untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat,” katanya, kepada media, Rabu (3/8/2022).

“Tapi ujung-ujungnya mencari keuntungan pribadi. Ini tentu merugikan kiai dan gus yang benar-benar asli,” tambahnya.

Menurut Gus Fawait, orang yang mendapat gelar gus harus jelas nasabnya dan tidak sembarang orang bisa menyandang gelar Gus, lebih-lebih dimanfaatkan untuk keuntungan pribadi.

“Ini yang harus diluruskan. Kalau kiai atau ulama itu harus jelas sanad keilmuannya. Sedangkan Gus harus jelas nasabnya. Jadi masyarakat jangan mudah percaya pada orang yang mengaku kiai atau gus. Lihat dulu sanad dan nasabnya,” pungkasnya.

 

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Tim Redaksi FN