KEDIRI, FaktualNews.co – Focus Group Discussion (FGD) di Sendang Tirto Kamandanu dengan tema “Ke Diri Menuju Jatining Diri” membuka wawasan mengenai Kediri dalam perspektif sejarah dan kebudayaan.
Diskusi yang disiarkan secara live streaming di youtube Dhito Pramono dan Pemkab Kediri tersebut, memunculkan ulasan mengenai Kediri. Dari kekayaan budaya dan sejarah kebesarannya, keberadaan Kediri dinilai mempengaruhi Indonesia.
Seniman dan Budayawan Butet Kartaradjasa menyebut, jejak sejarah yang ada di Kediri merupakan harta karun yang sangat berharga. Bahkan, harta karun yang ada, tidak hanya milik Kediri melainkan merupakan harta karun Indonesia.
Butet menceritakan, dalam kunjungannya di komplek pemakaman Setono Gedong, di sana terdapat makam muslim dan di bagian tengah terdapat tatakan dengan relief garuda wisnu.
Komplek pemakaman Setono Gedong sendiri terdapat makam beberapa tokoh penting, diantaranya Sunan Mas atau Amangkurat III dan Syekh Al Wasil Samsudin.
“Bagaimana itu di tengah kuburan muslim ada jejak sejarah sanjaya, ada relief garudeya (garuda),” kata Butet Kartaradjasa.
Butet menambahkan, dalam riset yang pernah dilakukan, dia mendapat pengetahuan bahwa pertama kali merah putih dikibarkan di Kediri oleh Jayakatwang.
Dua hal itu, baik pengibaran merah putih pertama kali di Kediri maupun temuan relief garuda yang dalam perkembangannya digunakan sebagai simbol atau lambang negara Indonesia merupakan jejak sejarah yang luar biasa.
“Majapahit, permulaannya ya dari Kediri, berakhirnya Kediri karena ketika Islam dari Demak, Sunan Trenggono berhasil mengalahkan Kerajaan Majapahit dan itu kebangkitan Islam,” ungkapnya.
Butet menambahkan, harta karun yang ada di Kediri dilihat dari perspektif kebudayaan pun tidak akan pernah habis untuk ditimbang. Dia menyebutkan cerita-cerita panji merupakan puncak kebudayaan yang lahir di Kediri.
Bahkan, lanjut dia, di Thailand dan negara-negara Asia saat ini mengembangkan Cerita Panji yang sumbernya berasal dari Kediri.
“Jadi ibu kota cerita-cerita tentang Panji itu di sini, puncak kebudayaan yang tidak hanya mempengaruhi Indonesia, tapi mempengaruhi ASIA, ” tegas Butet.
Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, Imam Mubarok atau yang akrab disapa Gus Barok menyampaikan, Kediri memiliki kekayaan sejarah dan budaya yang luar biasa.
Dalam catatan _Ling Wai Tai Ta_, lanjut Gus Barok, Kerajaan Panjalu itu sampai Papua Barat. Bahkan, di Situs Kedaton, Jambi ada huruf yang namanya Kediri Kwadrat. Sebagaimana diketahui, huruf itu berada dalam inskripsi yang berbunyi Pamursita Nira Mpu Kusuma.
“Di situs adan-adan (Kediri) ada jaladwara yang sama di sana, (artinya) bahwa kediri ini luasnya minta ampun,” tuturnya.(KOM)