NGANJUK, FaktualNews.co – Komunitas Pecinta Sejarah Nganjuk (Kota Sejuk) menggelar upacara HUT Kemerdekaan RI ke 77 di tengah hutan Desa Tritik, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk. Mereka membawa puluhan foto pahlawan nasional, Rabu (17/8/2022).
Meskipun berlangsung di tengah hutan, namun upacara bendera merah putih berlangsung dengan hikmat dan lancar yang diikuti mulai dari petani, pendekar pencak silat, perangkat desa, pegawai perhutani, hingga mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya.
Menurut Pengurus Kota Sejuk, Sukadi mengatakan, dengan dilaksanakannya upacara ditengah hutan maka akan menumbuhkan rasa peduli terhadap kelestarian alam, terlebih hutan tritik menyimpan potensi kesejarahan masa purba.
“Potensinya luar biasa disini, karena di sini banyak ditemukan situs purba, baik fosil laut maupun darat,” Kata Sukadi.
Melalui momentum tersebut Kota Sejuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya menjaga peninggalan bersejarah. Sehingga apabila menemukan benda cagar budaya untuk segera dilaporkan kepada pihak yang berwenang untuk mencegah kerusakan akibat ulah tangan manusia yang tidak bertanggung jawab.
“kalau menemukan benda purbakala harap dilaporkan ke museum atau Dinas Pariwisata, demi anak cucu” kata Sukadi.
Selain itu, dalam upacara ini juga membawa puluhan foto pahlawan nasional yang diantaranya Ir. Sokarno, Teuku Umar, Ki Hajjar Dewantara, Bung Tomo, dll. Hal itu untuk menumbuhkan semangat warga tritik. Sehingga meskipun desa tersebut berada ditengah hutan namun diharapkan warga berusaha keras agar desanya dapat dikenal secara luas, yang salah satunya dapat dilakukan melalui desa wisata purba.
“Foto pahlawan nasional itu agar masyarakat Desa Tritik semangat seperti para pahlawan. Sehingga desa Tritik bisa jadi wisata purba.” Kata Sukadi.
Menurut salah satu warga Tritik, Lamiati mengatakan, ia sangat bangga bisa mengikuti upacara bendera ditengah hutan tersebut. Menurutnya wanita berusia 43 ini ia belum pernah menyaksikan upacara bendera di desanya semeriah seperti yang dilakukan di tengah hutan tersebut.
“Saya mengikuti upacara ini mengenakan baju petani, karena sehari-hari saya sebagai petani porang,” kata Lamiati.
Mahasiswa UIN Sunan Ampel, Deni Afrizal mengatakan upacara bendera merah putih di tengah hutan tersebut baru pertama kalinya ia dan teman-temanya ikuti. Ia bersama teman dapat mengikuti upacara tersebut karena sedang melaksanakan KKN di Desa Tritik, membawa program agar Rondo Kuning dapat dijadikan sebagai pusat informasi desa wisata purba.
“Saya pribada dan rekan-rekan merupakan hal yang baru pertama kali, nuansa yang baru memperingati 17 agustus,” pungkas Deni Afrizal.