Peristiwa

Veteran di Jember Berusia 125 Tahun Tampil dalam Drama Kolosal Kemerdekaan

JEMBER, FaktualNews.co-Acara peringatan HUT ke-77 Kemerdekaan RI di Jember tidak hanya dilakukan dengan kegiatan pengibaran dan penurunan Bendera Merah Putih di Alun-Alum Kota Jember.

Namun kegiatan peringatan Hari Kemerdekaan itu, juga dimeriahkan dengan drama kolosal yang menampilkan 170 orang siswa SMP-SMA di Jember.

Tidak hanya itu, kata sutradara drama kolosal Deni Hendarto, pihaknya juga mendatangkan seorang tentara veteran berusia 125 tahun.

“Untuk meramaikan kegitan Perayaan HUT ke-77 Kemerdekaan RI, kembali kami dipercaya untuk mengisi kegiatannya dengan drama kolosal. Untuk tahun ini berjudul Darah Pahlawan di Bumi Karang Kedawung,” kata Deni saat dikonfirmasi usai gelaran drama itu, Rabu (17/8/2022).

Dalam drama kolosal tahun ini, lanjut Deni, merupakan lanjutan sekuel dari perjuangan pahlawan asal Jember Letkol Mochammad Sroedji.

“Pahlawan Letkol. Mochammad Sroedji itu dulu berjuang untuk Indonesia, khususnya di Jember. Beliau berperang dan gugur di Desa Mumbulsari, Kecamatan Mumbulsari, Jember. Tanggal 8  Februari 1949. Jadi kami mengangkat itu, karena beliau menurut kami pahlawan lokal. Terlebih bagi masyarakat Jember,” katanya.

Untuk drama kolosal kali ini, dipilih daerah Kedawung, Jember. Karena menurut Deni, ada kisah perjuangan yang juga dilakukan oleh pahlawan asal Jember itu.

“Beliau juga punya sejarah di Karang Kedawung, dia melakukan gerilya ke kawasan Besuki. Kemudian masuk ke Jember (juga lewat Karang Kedawung) dan bertempur di sana. Sampai akhirnya wafat,” katanya.

“Untuk cerita ini, bisa dianggap sebagai sekuel (lanjutan) dari cerita sebelumnya yang pernah kita bawakan saat HUT Kemerdekaan RI tahun sebelumnya. Karena setiap pahlawan itu kan punya keterkaitan,” sambungnya.

Dalam drama kolosal itu, kata Deny, masyarakat Jember beruntung. Karena seorang tentara veteran yang pernah ikut berjuang bersama Letkol Mochammad Sroedji masih hidup, dan dapat mengisahkan bagaimana perjuangannya dulu.

“Beliau hadirkan sebagai pahlawan veteran, yang merupakan teman Bapak Sroedji. Alhamdulilah masih sehat dan bahkan bisa hadir di acara hari ini. Meskipun umurnya sudah 125 tahun, Tapi Alhamdulillah masih sehat dan tanpa alat bantu, tapi beliau masih kuat berjalan. Ini yang membuat drama kolosal ini semakin hidup,” katanya.

Menanggapi drama kolosal tentang perjuangan Letkol Mochammad Sroedji itu. Bupati Jember Hendy Siswanto memberikan apresiasi tinggi bagi perjuangan para pahlawan. Khususnya yang asli dari Jember.

“Drama kolosal ini diambil dari kisah nyata perjuangan seorang Letkol Mochammad Sroedji, untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Patung beliau ada di depan Kantor Pemkab Jember. Pahlawan ini mengorbankan banyak hal jiwa dan raganya bagi negara. Hal inilah yang perlu ditauladani, agar bangsa ini menjadi lebih bermartabat dan disegani oleh dunia. Jadi mari kita teruskan perjuangan ini, agar tetap menjaga NKRI ini,” kata Hendy.

Hendy mengaku terharu dengan penampilan dari para talent, terlebih kisah kepahlawanan dari Letkol. Mochammad Sroedji dan rekan-rekannya.

“Kebetulan hadir rekan yang pernah berperang bersama Letkol Sroedji. Maka dari perjuangan pahlawan ini. Kita harus belajar bagaimana menjaga dan mengisi kemerdekaan,” ucapnya.

Perjuangan bangkit dan merdeka ini, lanjutnya, sesuai dengan esensi perjuangan saat pandemi Covid-19 dua tahun belakangan.

“Bahwa ini esensi riil dan melanjutkan perjuangan dari para pahlawan. Cerita tentang Letkol Sroedji ini, memberikan motivasi bagaimana Jember bisa bangkit dan bersama-sama pikiran kita terbuka untuk kebangkitan bangsa pascapandemi,” ucapnya.