FaktualNews.co

Agen BPNT di Mojokerto Gesek Kartu KPM Sehari Sebelum Penyaluran

Ekonomi     Dibaca : 414 kali Penulis:
Agen BPNT di Mojokerto Gesek Kartu KPM Sehari Sebelum Penyaluran
Ilustrasi pungli BPNT.

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), yang dilaksanakan di agen e-warong Sumber Pangan di Desa Mojokumpul, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto menuai permasalah. Karena, Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) milik Keluarga Penerima Manfaat (KPM) digesek oleh agen sehari sebelum menerima sembako.

Di dalam Pedoman Umum (Pedum) Progam Sembako, KKS wajib dipegang oleh KPM dan tidak boleh dikolektifkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Hal itu terkuak saat sejumlah KPM datang untuk mencairkan bantuan di Agen BPNT Desa Mojokumpul. Ketika itu, KPM diminta untuk menggesek kartu ATM bank yang menjadi penyalur bantuan pangan dari Pemerintah Pusat melalui Kementrian Sosial (Kemensos) itu.

“Saya datang ke agen, kemudian kartunya digesek. Setelah digesek baru dikasih tahu kalau barangnya habis, disuruh kembali besok lagi,” kata salah seorang KPM berinisial D asal Desa Mojodadi, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto.

Mulanya D tidak mengetahui jik isi saldo di ATM-nya sudah pindah ke rekening Agen BPNT Desa Mojokumpul. Ia baru mengetahui saat dirinya hendak mencairkan bantuan ke e-waroeng, pasca diberitahu kalau sembakonya habis.

“Setelah dikasih tahu Agen kalau barangnya habis, saya kemudian ke e-waroeng, karena mencairkan kan bisa di Agen atau e-waroeng. Tapi ternyata saldo saya sudah habis,” ujarnya.

Tak hanya dirinya, menurut pengakuan D ada juga beberapa KPM yang mengalami insiden serupa. Sehingga KPM ini baru bisa mendapatkan bantuan sembako sehari setelah isi saldo mereka diambil oleh pihak Agen BPNT.

“Ya besoknya itu, Minggu (20/8) saya baru bisa ambil barangnya. Dapat 30 Kg beras, kentang 1 Kg, telur 2 Kg. Tapi struknya tidak diberikan sama agen,” kata D.

Selain KKS digesek terlebih dahulu, agen e-warong BPNT di Desa Mojokumpul, Mojokerto tersebut juga disanyalir memberikan beras berkualitas buruk. Tak hanya remuk, namun beras yang diterima KPM juga berkutu.

Sementara, KPM asal Desa Mojorejo, Kecamatan Kemlagi berinisial LI menuturkan beras yang diterima kualitasnya sangat buruk dan tak laik konsumsi. Sebab, beras sebanyak 30 Kilogram (Kg) yang dicairkan dari Agen BPNT itu, sekitar 70 persen menir.

“Berasnya remek (remuk), baunya juga apek. Sampai sekarang belum dimasak,” kata Li saat ditemui di rumahnya.

Pria berusia 41 tahun ini menuturkan, beras bantuan itu dicairkan melalui Agen BPNT di Desa Mojokumpul, pada Minggu (21/8) kemarin. Dari besaran bantuan Rp 400 ribu, ia mendapatkan 30 Kg beras, 2 Kg telur serta beberapa bahan pangan lainnya.

“Berasnya itu 1 sak isi 25 Kg dan 5 Kg ditaruh di kresek (plastik). Katanya harga perkilonya Rp 10.000. Kondisinya ya kayak gitu, remek,” ungkap Li sembari menunjukan kualitas beras yang diterima.

Li menerima beras BPNT dalam dua kemasan. Sebanyak 25 Kg dikemas dalam sak dengan merek Raja Lele. Sedangkan sebanyak 5 Kg dikemas dalam kantung plastik putih.

Tak hanya remuk, namun beras yang diterima Li juga dipenuhi kutu. Meski berwarna putih, namun kondisi beras juga kotor, jauh dari standar kualitas yang ditetapkan pemerintah meski dengan harga standard di pasaran.

Tak hanya Li, beras dengan kualitas buruk juga diterima oleh KPM lain berinisial A warga Desa Mojodadi. Sang anak yang berinisial D mengatakan, beras BPNT yang diterima kualitasnya jelek dan patah-patah.

“Berasnya apek, g enak di masak. Kalau di masak, besok pagi gitu warnanya berubah kuning. Kemarin beli berasnya harga Rp 10.000. Sebenarnya ada yang harga Rp 10.500 tapi kemarin habis,” ucap wanita berusia 25 tahun itu.

Wanita berkulit kuning langsat ini menuturkan, jika dilihat dari kualitas yang diterima, harga beras tersebut harusnya jauh lebih murah dibandingkan dengan harga yang dibanderol di Agen BPNT.

“Saya biasa beli di pasar, kalau kayak gitu harganya sekitar Rp 8.500. Kalau harga beras Rp 10.000 itu, harusnya berasnya bagus, tidak apek begini,” ujarnya.

Menurutnya, ia mencairkan vantuan sama dengan Li di Agen BPNT di Desa Mojokumpul dengan merek Kendil. Namun ia mengaku tak mengetahui apakah beras yang diterima benar-benar merupakan beras dengan merek Kendil.

“Karena yang merek ini merupakan sisanya. Saya kan dapat 30 Kg beras, yang 25 Kg satu sak utuh, mereknya beda bukan yang ini. Yang 5 Kg dikemas dalam sak ini,” kata D.

D mengaku, sudah dua bulan ini menerima beras kualitas buruk saat mencairkan BPNT di Agen tersebut. Berbeda dengan kualitas beras yang diterima ketika ia mencairkan BPNT di e-waroeng.

“Dua bulan ini ke agen karena kalau di e-waroeng kemarin antrenya banyak. Saya milih ke agen karena dekat, tapi ternyata kualitas berasnya jelek,” ungkap D.

Baik D maupun Li mengaku enggan untuk melaporkan buruknya kualitas beras yang diterima ke pendamping program. Mayoritas para KPM ini takut khawatir dicoret dari daftar penerima bantuan.

“Kita ya tidak berani mas, nanti dikira cerewet sudah diberi bantuan tidak terimakasih,” tukas D.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Mojokerto Tri Raharjo Mardianto mengatakan telah mendapatkan laporan dua persoalan tersebut. Pihaknya sudah juga mendatangi ke Agen e-warong Sumber Pangan. Namun, agen e-warung tersebut tidak mengakui.

“Dia (agen sumber pangan) tidak mengakui. Beras yg ditunjukan ke kita td bagus. Tp kita masih belum tau kualitas yg diserahkan ke KPM. Tapi saya bilang, kalau memang benar ada KPM minta ganti, tolong diganti,” katanya

Terkait KKS yang digesek terlebih dahulu tanpa menerima sembako, menurut Tri Raharjo juga tidak diakui.

“Tidak diakui juga. Saya tadi minta e-warong dan temen-teman pendamping untuk menanyakan ke KPM apakah ada yang menggesek dulu dan memang belum menerima barang,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, jika terbukti agen e-warong terbukti menggesek KKS terlebih dahulu, maka pihaknya akan memberikan sanksi.

“Jelas kita sanksi , masak kita hanya diam saja. Tadi laporan permaslah semuanya sudah saya laporkan ke Bupati dan Sekda juga,” pungkasnya.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul