FaktualNews.co

Gelar Puspawarni Topeng Panji Tanah Kediri, Ini Tujuannya

Sosial Budaya     Dibaca : 687 kali Penulis:
Gelar Puspawarni Topeng Panji Tanah Kediri, Ini Tujuannya
FaktualNews.co/Aji.
Sosok Panji Inukertapati dan Dewi Sekartaji.

KEDIRI, FaktualNews.co – Cerita Panji merupakan kekayaan budaya Kota Kediri yang tak pernah mati. Cerita ini mengisahkan romansa Raden Inu Kertapati dalam mencari cinta sejati.

Pengembaraan pangeran dari Kerajaan Jenggala ini membuahkan jalinan asmara dengan putri dari empat kerajaan, salah satunya Dewi Sekartaji atau Dewi Galuh Candra Kirana dari Kerajaan Kediri. Alhasil buah perkawinan mereka melahirkan sejumlah kerajaan megah yang memberikan kejayaan dan kemuliaan kepada rakyatnya.

“Jadi cerita Puspawarni Topeng Panji Tanah Kediri mengilhami perusahaan rokok terbesar PT Gudang Garam Tbk, untuk memberikan manfaat kepada masyarakat. Melalui varian produk yang mengutamakan rasa, PT Gudang Garam Tbk selalu berusaha memberi yang terbaik dengan mengedepankan unsur sosial dan kebudayaan,” jelas Iwhan Tri Cahyono, Humas PT Gudang Garam Tbk, Kamis (25/8/2022).

Untuk membangkitkan kembali kejayaan Kediri di masa lampau, PT Gudang Garam Tbk, mempersembahkan kolaborasi beragam bunga dengan topeng Panji dalam tema ‘Puspawarni Topeng Panji Tanah Kediri’.

Tema tersebut mengeksplorasi beragam karakter topeng Panji yang menjadi ciri khas Kota Kediri dalam Kediri Nite Carnival (KNC) 2022 pada Sabtu, (27/8/2022). Sebuah gelaran yang menjadi rangkaian peringatan HUT Kota Kediri ke-1143.

Sebagaimana diketahui karakter topeng Panji Kediri menggambarkan pribadi yang baik, berwibawa, dan bijak. Seperti halnya Panji Asmara Bangun, Panji Kuda Semirang, Panji Kamboja, Panji Serat Kanda, Panji Jayakusuma, Panji Anggraeni, dan Panji Kuda-Narawangsa yang terangkum dalam cerita Ande-Ande Lumut, Ketek-Ogleng, dan Ragil Kuning.

“Untuk menggambarkan kemegahan Kerajaan Kediri, kami mendesain formasi sedemikian rupa dengan memasukkan unsur kerajaan secara utuh. Barisan terdepan dipimpin 10 peraga topeng Panji, disusul Raja, dua pangeran di belakangnya, dan enam putri/kleting,” imbuh Iwhan.

Iring-iringan tersebut menjadi garda depan yang mengawal Singgasana dan Ratu, diikuti dua punggawa dan delapan prajurit sebagai penutup barisan.

“Kami berharap persembahan tersebut dapat menghibur dan memberi semangat masyarakat luas untuk pulih lebih cepat, dan bangkit lebih kuat,” tutup Iwhan Tri Cahyono.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin