SITUBONDO, FaktualNews.co – Sejumlah petani porang di Kabupaten Situbondo terancam gulung tikar. Itu terjadi lantaran harga porang anjlok dalam beberapa bulan terakhir ini.
Yogie Kripsiansah salah satu petani porang mengatakan, akibat harga porang hanya sebesar Rp2 ribu perkilogram pada musim panen tahun 2022 ini, para petani mengalami kerugian besar.
Padahal, sebelum para petani harga porang sebesar Rp15 ribu perkilogram. “Untuk itu, para petani meminta pemerintah mencari solusi, terkait anjloknya harga porang,” kata Yogie, Selasa (29/8/2022).
Menurut dia, sebelum para petani beralih untuk tanam porang, Pemkab Situbondo mencanangkan tanaman porang, dengan iming-iming keuntungan yang sangat besar.
“Namun, saat para petani panen harga porang justru anjlok. Terus mana janji manis Pemkab Situbondo, yanh mencanangkan tanaman porang,” bebernya.
Yogie menambahkan, akibat hancur harga porang, dirinya mengalami kerugian mencapai Rp2 miliar. Sebab, saat dirinya tanam porang di areal seluas 30 hektare, harga bibit porang sebesar Rp8 ribu per kilogram.
“Saya tidak hanya mengalami kerugian modal saja. tetapi lahan yang ditanami tersebut juga tidak bisa untuk tanam lain. Sebab porang belum dipanen. Itupun masih dilema, antara memanen porang agar bisa dialihkan ke tanaman lain, atau menunggu harga porang kembali normal,” imbuhnya.
Yogie menambahkan, dalam menanam porang, para petani Situbondo menggunakan kredit usaha rakyat (KUR). Karena program digulirkan Bupati Situbondo (Karna Suswandi red-), ada KUR khusus untuk para petani porang.
“Dulu, sempat ada KUR khusus untuk petani porang. Jadi petani yang mau menanam porang diberi pnjaman sebagai modal utama. Tapi kalau porang sudah anjlok, berarti petani hanya disuruh bekerja untuk bank. Kan mereka bukan hanya tidak balik modal tapi sudah rugi besar. Kan kasihan,” katanya.
Kabid Perdagangan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kabupaten Situbondo, Ruben Pakilaran mengatakan, dirinya belum mengetahui penyebab turunnya harga porang.
Sehingga tidak bisa menjelaskan tindakan apa yang akan dilakukan. “Kalau masalah harga porang, terus terang saja saya tidak memahami mekanismenya bagaimana, dan apa alasannya bisa turun. Mohon maaf belum mengetahui solusinya,” pungkasnya.