Seorang Pemuda Jember Gelar Aksi Protes Tunggal Gegara NIK Dipakai Orang Lain
JEMBER, FaktualNews.co – Ahmad Samani warga Desa Sukorambi, Kecamatan Sukorambi, Jember, melakukan aksi protes tunggal sambil bawa poster di depan Pendapa Wahyawibawagraha, Jember.
Pemuda umur 19 tahun itu, memprotes soal Nomor Induk Kependudukan (NIK) miliknya yang dipakai orang lain. Akibat NIK milik Samani dipakai orang lain, dia tidak bisa mendaftar kuliah lewat jalur beasiswa.
Samani melakukan aksi protes tunggal membawa poster, berjalan dari Masjid Jami’ Al Baitul Amien menuju Pendapa Wahyawibawagraha Jember.
Samani membawa poster bertuliskan permohonan NIK atas nama dirinya supaya dikembalikan kepada haknya. Samani memohon bantuan Bupati Jember, untuk segera menangani masalah yang dialaminya.
Samani mengatakan, terungkapnya kasus NIK miliknya dipakai orang lain, saat dia akan mendaftar kuliah lewat jalur beasiswa yang disediakan Kemendikbud RI.
“Setelah saya lulus SMK tahun ajaran 2020/2021. Saya mau lanjut mendaftar kuliah. Tapi sejak tahun 2021 sampai 2022 saya selalu ditolak masuk kuliah,” kata Samani saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Rabu (31/8/2022).
Samani mengaku mengetahui jika NIK miliknya dipakai orang lain, lanjutnya, setelah melakukan pendaftaran online.
“Diketahui saat registrasi online itu, saya ditolak alasan NIK atas nama saya (Ahmad Samani) sudah dipakai atau terdaftar. Padahal saya tidak pernah mendaftar di kuliah manapun,” sambungnya.
Upaya untuk mengkonfirmaai terkait NIK dipakai orang lain, kata Samani, pihaknya juga melakukan konfirmasi ke Dispendukcapil Jember.
“Sempat diduga ada NIK ganda, tapi setelah dicek itu NIK milik saya. Saya tidak tahu kenapa bisa terpakai orang lain. Makanya karena saya tidak tahu harus berbuat apa, saya melakukan aksi ini,” ucapnya.
Senada dengan yang disampaikan Samani, kakaknya Azizatul Maulidah yang ikut mendampingi aksi juga mengaku prihatin dengan apa yang dialami adiknya.
“Punya adik saya ini sudah benar, yang muncul nama adik saya. Kami pun mencari informasi siapa pemakai NIK adik saya. Soal Dapodik ke sekolah juga sama, karena adik saya dinyatakan lulus, tapi tidak bisa dicek oleh petugas. Tapi sudah dipastikan benar,” ujar perempuan yang akrab dipanggil Azizah ini.
“Kami bingung mau mencari solusi kemana, jadi saat itu (tahun 2021). Kami hanya pasrah. Karena kami bingung mau ngurus kemana lagi,” sambungnya.
Kemudian pada tahun 2022 ini, kata Azizah, Samani mencoba kembali mendaftar di universitas berbeda. Namun ternyata persolannya sama.
“Dengan kondisi ini, kasihan adik saya. Dia sudah tidak punya bapak. Sudah meninggal. Dia berharap mau kuliah, tapi karena tidak mampu makanya lewat jalur beasiswa itu,” ucapnya.
Dengan kondisi itupun, lanjutnya, Samani bisa untuk mendaftat kuliah lewat jalur umum.
“Tapi dengan biaya sendiri. Tapi mau biaya darimana, makanya adik saya ingin mendaftar lewat jalur beasiswa. Tapi ya karena kendala ini. Kami berharap ada solusi baik, kasihan adik saya,” ujarnya.