JEMBER, FaktualNews.co – Ribuan warga RW 18 Perumahan Bumi Tegal Besar (BTB), Kelurahan Tegal Besar, Jember menggelar pentas seni dengan menampilkan tarian kolaborasi daerah.
Lewat tarian tersebut, diharapkan dapat menanamkan rasa cinta tanah air, di tengah gempuran budaya dari luar yang dikhawatirkan menghilangkan rasa bangga terhadap budaya nasional.
Penampilan tarian kolaborasi daerah itu ditampilkan bergantian, dari anak-anak umur 6 tahun hingga remaja SMP/SMA.
“Warga kami ini kan plural ya. Banyak dari berbagai suku bangsa. Karena mayoritas warga di perumahan kami ini kan banyak pendatang dari luar daerah, dari Bali dari Madura, dari Sulawesi, Sumatra, Jawa Barat, macam-macam. Sehingga lewat Tarian kolaborasi daerah ini menyatukan perbedaan itu,” kata Ketua RW 18, Muhammad Ashadi saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Minggu (4/9/2022).
Selain untuk menyatukan dan wujud kebhinekaan, lewat kegiatan tarian kolaborasi daerah ini juga sebagai wujud pengenalan tentang budaya asli Indonesia kepada para generasi muda.
“Para generasi muda kita kan sekarang digempur dengan budaya-budaya barat atau budaya asing. Apakah itu K-Pop, break dance, dan lain-lain. Tapi sayangnya tidak kenal budaya aslinya sendiri,” kata Ashadi.
“Sehingga di momen penutup Hari Kemerdekaan ke 77. Mumpung masih ada kesempatan dan sebagai penutup semua kegiatan di bulan Agustus, kita lakukan kegiatan penampilan tarian kolaborasi daerah ini,” sambungnya.
Penampilan tarian kolaborasi daerah itu, merupakan gabungan dari beberapa RT dalam satu wilayah RW yang sama.
“Tadi kami menarikan tarian Indonesia Wonderland. Tarian ini adalah kolaborasi dari tari-tari daerah di Indonesia,” kata salah seorang penampil tari, Afira, saat dikonfirmasi terpisah.
Untuk mempersiapkan tarian kolaborasi daerah itu, lanjut Afira, membutuhkan waktu kurang lebih 3 harian.
“Mulai dari menyamakan gerakan, konsep tarian, juga menyiapkan kostum untuk menarinya. Karena mewakili masing-masing daerah di Indonesia. Kostumnya juga pakaian adat dari banyak daerah,” jelasnya.
“Tarian ini untuk menyatukan selurah perbedaan kekhasan seni budaya daerah. Karena kita kan berbhineka tunggal ika. Walaupun berbeda tapi tetap satu Indonesia,” pungkasnya.