Sosial Budaya

Struktur Bata Tebal, Situs Mbah Blawu di Jombang Diduga Lebih Tua dari Era Majapahit

JOMBANG, FaktualNews.co – Ekskavasi menyisakan lima hari, Situs Mbah Blawu diduga lebih tua dari era kerjaan Majapahit.

Hal tersebut disampaikan oleh Pahadi, Ketua Unit Pengembangan dan Pemanfaatan BPK Wilayah 11 Jatim.

Situs Mbah Blawu yang berlokasi di Desa Sukosari, Kecamatan Jogoroto, ini disebut punya potensi periodesasi lebih tua dari kerajaan Majapahit.

“Untuk pola hubungan situs Mbah Blawu dengan situs lain yang sebelumnya ditemukan di Jombang pasti selalu berhubungan, hanya periodisasi yang belum bisa dipastikan,” ucapnya pada wartawan pada Senin (19/9/2022).

Namun, jika melihat dari temuan struktur nya, dimana batu bata yang digali oleh tim Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Jawa Timur (Jatim) itu punya bahan tebal.

“Kemungkinan periodesasinya tua, mungkin lebih tua dari Majapahit. Tapi memang ini belum ada data dukung yang lain, karena ini hanya dugaan sementara saja,” katanya.

Pria yang juga merupakan Arkeolog ini melanjutkan, jika nanti ditemukan data pendukung lain berupa arca, pihaknya baru bisa memastikan kapan periodesasi dari situs Mbah Blawu ini.

“Kalau sekiranya nanti ada data pendukung lain, mungkin ditemukan arca, itu nanti bisa menjadi data pendukung untuk menunjukkan periodesasi. Bagaimana latar belakang keagamaan atau siapa yang berkuasa pada masa itu bisa terjawab. Hanya saja untuk saat ini memang belum,” ungkapnya.

Selama proses ekskavasi tahap pertama ini, tim nya mencoba melakukan penggalian di sisi selatan dan timur situs.

“Kalau bagian luar kita belum tahu, hanya saja dari informasi yang kita dapatkan untuk lapisan bata di situs ini ada 16 lapis yang berada di bagian luar situs. Itu diketahui karena sebelumnya pernah dibuka juga karena penasaran,” jelasnya.

Untuk selanjutnya, besok timnya akan kembali bekerja untuk mengecek apakah benar pada sisi selatan memang terdapat 16 lapis kotak (baru bata).

“Coba kita akan cek besok, apakah di bagian selatan memang kotak lapisannya sedalam itu. Jadi kalau 16 lapis, untuk ukuran satu batu bata kurang lebih 10 sentimeter, maka untuk ukuran luasnya lebih dari 1 meter setengah kedalamannya untuk sisi luar,” katanya.

Pada tahap pertama penggalian ini, timnya coba berfokus untuk menampilkan struktur bangunan.

“Untuk tahapan pertama ini, target penggalian untuk menemukan luas bangunan situs. Tim sudah coba great 30 kotak (baru bata) galian yang sekarang. Namun memang secara utuh belum diketahui secara pasti, karena memang potensi strukturnya besar,” imbuhnya.

Sementara itu, selama proses penggalian, berulang kali tim juga menyisihkan beberapa batu bata yang rusak. Namun, sekilas, struktur bangunan situs juga mulai nampak.

Terpantau, tumpukan batu bata merah ukuran besar tersusun rapi. “Untuk ukuran satu kotak, masing-masing kotaknya besar ukuran 2×2 meter. Sehingga, kurang lebih satu kotak ukurannya 4 meter persegi. Dan untuk total keseluruhan kotak berukuran 120 meter persegi, perkiraannya seperti itu,” tuturnya.

Untuk penggalian situs ini nantinya tidak semua sisi di situs akan digali, terutama pada bagian tengah. Karena memang pada bagian tengah tidak terlalu signifikan untuk dibuka. Yang paling penting dan diproyeksikan adalah pada sisi luar.

“Jadi ketika pola bangunan itu sudah nampak, maka pada bagian tengah akan dilakukan sampling saja. Bisa saja didalamnya memang ada ruang, bisa ruang utama atau penempatan arca dan lain-lain,” pungkasnya.

Rencananya, ekskavasi Situs Mbah Blawu ini akan dilakukan selama 6 hari. Masih menyisakan 5 hari lagi sebelum tim mencoba menggali dan menemukan struktur bangunan secara utuh.