TULUNGAGUNG, FaktualNews.co – Selama dua pekan terakhir ini, dua Desa di Tulungagung mengalami kekeringan pada musim kemarau. Akibatnya, masyarakat kesulitan untuk mendapatkan air bersih guna kebutuhan memasak, mandi dan kebutuhan sehari-hari.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tulungagung, Nadlori Alwi mengatakan, saat ini ada dua desa yang mengalami kekeringan. Yakni Desa Pakisrejo dan Desa Tenggangrejo, Kecamatan Tanggunggunung. Dua desa tersebut saat ini sudah mendapatkan droping air bersih.
“Sejak 9 September 2022 lalu, kami sudah mulai droping air berih ke Desa Pakisrejo dan Desa Tenggangrejo. Dimana untuk masing-masing desa mendapatkan 100 jurigen air bersih untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,” tuturnya.
Alwi menjelaskan, sedangkan ada beberapa wilayah yang rawan kekeringan, namun sampai saat ini belum ada permintaan droping air bersih. Seperti Kecamatan Kalidawir, Pucanglaban, Besuki dan Rejotangan.
Meskipun untuk beberapa desa di Kecamatan Kalidawir sudah diberikan tandon air untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan air besih akibat kekeringan.
“Kami juga sudah memberikan tandon air di Desa Kalibatur sebanyak 3 unit dan 100 jurigen air berih dan Desa Karangtalun diberikan 2 unit tandon dan 100 jurigen air bersih. Hal ini bertujuan untuk menjaga dan menambah daya simpan air bersih bagi masyarakat untuk mengantisipasi terjadinya kekeringan,” jelasnya.
Menurut Alwi, memang dua desa di Kecamatan Tanggunggunung itu, berpotensi kekeringan sejak dulu. Namun ketika musim kemarau panjang, biasanya pertengahan Agustus telah ada permintaan air bersih. Sedangkan untuk tahun ini, permintaan air bersih mulai diminta pada September.
“Tahun ini berbeda karena ada gangguan cuaca sesuai perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) jika sebagian wilayah di Jawa Timur (Jatim) masih terguyur hujan termasuk Tulungagung, Malang dan Lumajang,” pungkasnya. (Hammam).