FaktualNews.co

Pasutri di Jember Rawat ODGJ Puluhan Tahun Secara Swadaya

Kesehatan     Dibaca : 686 kali Penulis:
Pasutri di Jember Rawat ODGJ Puluhan Tahun Secara Swadaya
FaktualNews.co/Hatta.
Puluhan ODGJ yang dirawat pasutri secara swadaya di Jember.

JEMBER, FaktualNews.co – Tercatat lebih dari 200 Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) yang pernah dirawat dan disembuhkan di Yayasan Nurul Islamiyah, Dusun Sumber Jeding RT 03 RW 08 Desa Seputih, Kecamatan Mayang, Jember.

Yayasan dalam bentuk pondok pesantren itu, diasuh oleh Kiai Sarifuddin (65) dan istrinya Bu Nyai Fatimah (58).

Menurut Sarifuddin, merawat ODGJ perlu ketelatenan dan kesabaran. Karena pasien ODGJ, katanya, lupa dengan jati dirinya. Kemudian butuh perhatian ekstra, juga ketelatenan saat proses pemulihan menjadi normal.

“Karena mereka (para ODGJ) itu, lupa dengan jati dirinya. Juga terkadang ada gangguan dari jin.

Jadi butuh pendekatan agama, juga tentunya harus perawatan medis,” kata Sarifuddin saat ditemui di rumahnya, Senin (26/9/2022).

Upayanya dalam merawat dan memberikan perhatian terhadap para ODGJ, lanjutnya, dilakukan sejak tahun 1985.

“Alhamdulillah kalau sampai sekarang insya Allah sudah ada 200 lebih yang pernah di rawat di sini, kemudian sembuh. Kalau sembuh ada yang pulang ke rumahnya, ada juga yang masih di pondok. Yang masih di sini, ikut membantu merawat pasien,” ujarnya.

Untuk para ODGJ yang dirawat di rumah Sarifuddin dan istri, tidak hanya warga Jember. Namun ada yang dari kota lain, bahkan dari luar pulau.

“Ada yang dari Jakarta, Yogyakarta, Solo, Madura. Ada juga dari Kalimantan, Sumatera. Jadi ada yang oleh keluarganya diserahkan ke sini, karena tidak mampu merawat. Ada juga yang sudah sekitar tujuh tahun dirawat di (RSJ) Lawang (Malang), tidak sembuh dibawa ke sini. Alhamdulillah sembuh dan pulang ke keluarganya lagi,” kata Fatimah istri Sarifuddin, saat dikonfrmasi bersamaan dengan suaminya.

Terkait kondisi pasien ODGJ yang dirawat oleh pasutri itu, dari berbagai umur, remaja hingga tua.

“Ada yang masih muda banget, kira-kira umur 20 tahunan. Ada juga yang tua di atas 50 tahun,” sebutnya.

Untuk permasalahan yang dialami sehingga menjadi ODGJ, kata Fatimah, bermacam-macam.

“Kebanyakan persoalan keluarga atau rumah tangga, ditinggal mati suami atau istrinya, diselingkuhi. Ada karena nyalon pejabat gagal. Kemudian untuk yang pasien muda, karena cita-cita gak tercapai. Misal ingin jadi polisi gagal, atau masuk kuliah di perguruan tinggi gak kesampaian,” sebutnya.

“Bahkan sampai ke persoalan gemar minum miras (minuman keras). Ataupun juga karena putus cinta. Macam-macam pokoknya,” sebut Fatimah.

Fatimah juga menambahkan, untuk saat ini sekitar 60 an ODGJ yang masih menjalani perawatan.

“Untuk rincinya perempuan berapa, laki berapa, maaf saya lupa hitung. Tapi kurang lebih 60 an. Karena kan dirawat dan sembuh jadi pasien keluar masuk. Gantian. Kalau total keseluruhan yang dirawat  dari tahun 1985, lebih dari 200 pasien,” ucapnya.

Terpisah, salah seorang mantan ODGJ Randi. Mengaku sudah cukup pulih setelah menjalani perawatan di Yayasan Nurul Islamiyah.

“Saya di sini kurang lebih 6 tahun. Saat dirawat abah dan umi di sini,” kata Randi.

Ditanya bagaimana kondisinya setelah menjalani perawatan untuk dapat kembali normal, Randi mengaku, sudah cukup sehat.

“Saya asal Kalimantan, tapi saya masih lupa alamat rumah. Tapi saya alhamdulillah bisa salat dan mengaji dengan abah tiap Subuh, kalau Malam Jumat pengajian di musala sini,” ujarnya.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin