ISRAEL, FaktualNews.co – Baru-baru ini, Perdana Menteri Israel Yair Lapid memberikan dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina melalui “two-state solution” atau solusi dua negara.
Solusi dua negara sebenarnya bukan hal baru dalam usaha menyelesaikan konflik Israel-Palestina.
Sayangnya, upaya diplomatik untuk merealisasikan solusi dua negara selalu berujung gagal.
Dukungan Lapid untuk merealisasikan two-state solution ini disampaikan secara langsung dalam pidatonya di Majelis Umum PBB, Kamis (22/9/2022) lalu.
Ia meyakini, solusi ini merupakan langkah tepat bagi keamanan Israel dan masa depan anak-anak.
“Sebuah kesepakatan dengan Palestina, berdasarkan dua negara untuk dua bangsa, adalah hal yang tepat untuk keamanan Israel, untuk ekonomi Israel dan untuk masa depan anak-anak kita,” kata Lapid, dikutip dari Reuters.
Menurutnya, kesepakatan apa pun akan bergantung pada Palestina yang damai dan tidak akan mengancam Israel.
Pidato tersebut disampaikan Lapid sekitar satu bulan menjelang pemilihan 1 November 2022.
Pernyataan itu disebut dapat memberi peluang bagi mantan perdana menteri sayap kanan Benjamin Netanyahu ke tampuk kekuasaannya.
Netanyahu sendiri telah lama menjadi penentang upaya solusi dua negara ini.
Lapid juga menegaskan kembali bahwa Israel akan melakukan segala upaya untuk menghentikan program nuklir Iran.
“Satu-satunya cara untuk mencegah Iran mendapatkan senjata nuklir adalah dengan menempatkan ancaman militer yang kredibel di atas meja,” jelas dia.
“Kami memiliki kemampuan dan kami tidak takut untuk menggunakannya,” sambungnya.
Iran secara luas diyakini memiliki satu-satunya senjata nuklir di Timur Tengah. Israel pun menganggapnya sebagai ancaman eksistensial.
Namun, Teheran menyangkal bahwa program nuklirnya ditujukan untuk mengembangkan senjata nuklir.
Sementara itu, seorang anggota senior Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Wasel Abu Youssef menyebut, pidato Lapid tidak berarti apa-apa.
Sebab, Israel masih tetap memperluas pemukimannya di wilayah Palestina.
“Siapa pun yang menginginkan solusi dua negara harus menerapkannya di lapangan, dengan menghormati kesepakatan yang dicapai sebelumnya, menghentikan perluasan pemukiman, dan mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara Palestina di masa depan,” ujarnya.
Duta Besar AS untuk Israel Tom Nides menyebut pidato Lapid “berani” karena mendukung solusi dua negara.