SURABAYA, FaktualNews.co-Perwakilan Bonek Mania, Husein Ghozali mempertanyakan kenapa pertandingan malam masih digelar oleh stakeholder terkait. Terlebih itu terjadi dalam laga bertensi tinggi seperti Arema melawan Persebaya, Sabtu (1/10/2022) kemarin di Stadion Kanjuruhan.
Cak Cong sapaan akrabnya, menilai stadion di Indonesia kurang mumpuni dalam mitigasi bencana (kerusuhan), dan tidak seperti stadion di luar negeri. Berangkat dari masalah tersebut, jam pertandingan terlalu malam yang dapat mengundang banyak massa ini menjadi rawan dari segi keamanan.
“Rata-rata stadion di Indonesia mitigasi bencananya rawan, sangat kurang. Assembly poin atau titik kumpulnya gak tahu di mana titik kumpul massa. Ayo lah semua dievaluasi seluruh stakeholder sepak bola Indonesia, jangan mengganggap murah nyawa manusia,” katanya, Minggu (2/10/2022).
Seperti diketahui bersama, pintu masuk stadion yang kecil dengan puluhan ribu penonton yang hadir, ditambah serangan gas air mata dari polisi, jadi salah satu penyebab ratusan orang meninggal dalam kericuhan Stadion Kanjuruhan.
Mereka berjubel saat berusaha meloloskan diri keluar stadion. Sehingga, dalam prosesi tersebut banyak suporter yang mengalami sesak napas dan lemas karena saling berhimpitan. Terbaru, data yang korban tewas bertambah jadi 182 orang.
“Mohon Ini semua harus dievaluasi, mulai panpel, operator, broadcaster, dan keamanan, kenapa ini masih terjadi. Broadcaster kenapa hanya mementingkan rating, pihak keamanan apa harus ada gas air mata, kan di tribun itu sempit, beda dengan yang di luar,” tanyanya.
Meski sebagian besar suporter dua kubu ini kerap bersitegang, mewakili Bonek Mania, Cak Cong turut berduka sedalamnya atas korban jiwa dalam kericuhan Stadion Kanjuruhan.
“Sangat berduka sekali karena ini Indonesia. Dikesampingkan dulu soal rivalitas, Malang bagian Jawa Timur dan Indonesia juga. Ini kan karena hiburan sepak bola saja, kenapa kok sampai korbannya banyak? Kemanusiaan di atas segalanya,” pungkasnya.