FaktualNews.co

Terkait Tembakan Gas Air Mata

Ini Cerita Suporter Arema Asal Jember yang Selamat Keluar Stadion Kanjuruhan

Peristiwa     Dibaca : 466 kali Penulis:
Ini Cerita Suporter Arema Asal Jember yang Selamat Keluar Stadion Kanjuruhan
Theo ditemui di rumahnya.

JEMBER, FaktualNews.co-Seorang suporter Arema FC Theo Bhelva Dwinanda Putra, warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Jember. Mengaku beruntung bisa selamat dari kejadian kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang. Usai laga Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya 2-3 dalam laga Derby Jawa Timur pada lanjutan Liga 1, Sabtu malam (1/10) kemarin.

Pria berumur 25 tahun ini bahkan tidak mengira jika pertandingan sepak bola yang ditontonya itu berakhir ricuh dan sampai menyebabkan jatuh korban hingga ratusan orang meninggal dunia.

“Saya baru pulang dari Malang Minggu malam (2/10). Saya memang menonton pertandingan Arema vs Persebaya itu. Tapi terkait kejadian kericuhan yang terjadi, saya tidak mengira kalau sampai jatuh korban dan ada ratusan yang meninggal,” kata Theo saat ditemui sejumlah wartawan di rumahnya, Senin (3/10/2022).

Saat itu dirinya tidak langsung pulang ke Jember, tapi sempat kembali ke hotel di sekitar wilayah Kota Malang. Tempatnya menginap saat berada di Malang.

“Saya awal berangkat ke Malang itu niatnya hanya nonton konser musik, ada sejumlah artis dan Mahalini. Saya berangkat Kamis malam kemarin. Nah tahu kalau ada Arema FC bertanding lawan Persebaya, saat melihat medsos. Sebagai Aremania juga, saya ingin menonton,” ujarnya.

Saat akan menonton pertandingan sepak bola antara Arema FC vs Persebaya. Theo bersama seorang temannya, sengaja memesan tiket di bagian tribun VVIP. “Ingin saya di tribun VIP. Tapi karena tiketnya tidak dapat. Adanya VVIP ya sudah saya beli. Apalagi saya beli tiketnya tanya ke teman, dan posisi sudah di stadion. Saat saya di dalam, di tribun ekonomi sudah banyak penonton,” sambungnya.

Jelang akhir pertandingan, sekitar menit ke-50. Arema tertinggal satu gol. Skor akhir 2-3 unggul Persebaya. Skor itu bertahan sampai akhir pertandingan. Kemudian dijelaskan Theo, ada sejumlah penonton mulai masuk ke lapangan, maksudnya menemui manajemen pemain.

Sepertinya ingin menyampaikan, kenapa permainan bola kurang bagus. Setelah itu satu persatu sejumlah penonton berusaha menuju tengah lapangan. “Tapi itu gak sampai ricuh ataupun bentuk penyerangan terhadap pemain,” lanjutnya.

Namun para pemain dan official dari tim Arema FC maupun Persebaya saat itu, katanya, masuk ke dalam ruang ganti. “Setelah itu, kemudian ada aparat Polisi atau TNI ikut masuk ke lapangan. Mungkin bermaksud membubarkan (penonton) yang masuk ke lapangan. Terus saya lihat seperti ricuh untuk disuruh bubar. Tapi penyebabnya apa tidak tahu, saya lihat dari atas (Tribun VVIP),” ungkapnya.

Tidak lama kemudian, lanjutnya, ada penembakan gas air mata yang dilakukan petugas ke tengah lapangan. “Tapi terus (karena ada gas air mata), para penonton yang di lapangan membubarkan diri. Tapi tidak semuanya bubar. Tidak lama setelah itu, ada tembakan yang dilakukan aparat ke arah tribun. Nah pemicunya apa juga saya tidak tahu,” ucapnya.

Sontak tembakan ke arah tribun tersebut, kata Theo, menyebabkan banyak penonton di tribun berusaha menghindar dan membubarkan diri dengan situasi kala itu panik.

“Yang saya lihat, tembakan gas air mata itu ke arah tribun. Kalau tidak salah gate 2, 3, 4. Kemudian gate di bawah skor. Juga di gate 13, dan 14. Situasinya saat itu semburat (kocar kacir, red) para penonton. Apalagi asap dari gas air mata itu semakin banyak (mengepul). Posisi saya di VVIP, jadi gas air mata itu tidak ditembakkan di arah tempat saya. Apalagi ada tamu undangan,” ulasnya.

Theo menambahkan, dirinya baru merasakan perihnya asap dari gas air mata. Setelah ada hembusan angin yang mengarah ke tribun VVIP, tempatnya menonton.

“Nah saat itu, yang saya rasakan perih di mata dan karena tidak kuat sesak napas. Kemudian Saya keluar (stadion), berusaha menyelamatkan diri. Alhamdulillah saya dapat keluar, karena kondisi penonton tidak terlalu crowded (banyak, red). Karena kuotanya terbatas,” ucapnya.

“Setelah keluar lapangan (stadion). Saya bersama penonton lain dikawal polisi, kemudian diinstruksikan bagi penonton perempuan dan yang bawa anak kecil. Untuk lekas menjauh dari sekitar stadion. Saya dengan teman saya keluar dan menjauh,” imbuhnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Aris