SITUBONDO,FaktualNews.co – Holili (40), nelayan warga Kampung Pesisir, Desa/Kecamatan Jangkar, Situbondo tewas saat melaut, akibat lehernya tertusuk moncong ikan marlin, Selasa (4/10/2022).
Moncong ikan marlin tersebut berukuran besar dengan bobot 50 kilogram lebih, serta panjang dua meter tersebut, tembus hingga ke leher belakang korban.
Diperoleh keterangan, nasib apes yang dialami bapak dua anak ini, berawal saat korban melaut bersama nelayan lain bernama P Titin.
Keduanya mancing menggunakan perahu kayu menuju ke perairan Mimbo, Desa Sumberanyar, Kecamatan Banyuputih, Situbondo.
Begitu sampai diperairan Mimbo, kedua nelayan langsung memancing menggunakan pancing teltel, dengan umpan ikan hidup. Sekitar pukul 10.00 WIB pancing korban ditarik oleh ikan jenis Marlin berukuran besar.
Mengetahui umpannya ditarik ikan besar korban mengulur senarnya sekitar 30 menit, dengan harapan ikan marlin yang makan umpannya lemas.
Setelah sekitar 30 menit korban mengulur senarnya, korban lantas menarik ikan hasil tangkapannya hingga ke permukaan air. Namun ikan marlin berukuran besar melawan, dengan cara berputar-putar di bawah perahu.
Pada saat itulah, P Titin mengingatkan korban agar tidak melihat ke air, mengingat ikan marlin tersebut sering menyerang nelayan, dengan cara meloncat.
Namun korban tetap melihat ke air, hingga akhirnya ikan ‘terbang’ dan menyerang leher korban, sehingga tertusuk moncong ikan marlin hingga tembus ke leher belakang.
Mendapati korban terkapar diatas perahu, P Titin langsung mencatok ikan marlin tersebut keatas perahu.
“Mendapati Holili mengalami luka parah di lehernya, saya langsung pulang menuju perairan Jangkar. Sayangnya korban meninggal dalam perjalanan,” ujar P Titin, Selasa (4/10/2022).
Kapolsek Jangkar, Situbondo AKP Budiarto membenarkan terjadinya laka laut, yang mengakibatkan seorang nelayan meninggal saat melaut, lantaran tertusuk moncong ikan marlin berukuran besar.
“Karena pihak keluarga mengaku ikhlas dengan jalan hidup almarhum, yang mengalami laka laut saat mancing, sehingga pihak keluarga menolak untuk dilakukan visum,” kata AKP Budiarto.