FaktualNews.co

Penjelasan Gubernur Jatim Soal Tambahan Korban Meninggal di Tragedi Kanjuruhan

Peristiwa     Dibaca : 492 kali Penulis:
Penjelasan Gubernur Jatim Soal Tambahan Korban Meninggal di Tragedi Kanjuruhan
FaktualNews/Mokhamad Dhofir/
Gubernur Khofifah saat berkunjung ke kediaman keluarga korban tragedi Kanjuruhan di Malang, Selasa (4/10/2022).

SURABAYA, FaktualNews.co – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebutkan jumlah korban meninggal dalam tragedi Kanjuruhan Malang bertambah dari 125 orang menjadi 131 orang.

Menurutnya, 6 korban tambahan tersebut tidak tercatat lantaran beberapa saat pasca kerusuhan, jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka dan dimakamkan oleh para kerabat.

“Karena identitasnya lengkap, ada yang rumahnya dari Kanjuruhan tidak jauh. Dimakamkan Minggu pagi, dompet, handphone, kartu identitas ada, sepeda motor lengkap. Terus kemudian dibawa pulang dan dimakamkan,” jelas Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (5/10/2022).

Begitu Tim Crisis Center Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, dikatakan Khofifah melakukan penyisiran, petugas menemukan beberapa nama yang belum terekapitulasi sebagai korban jiwa tragedi Kanjuruhan.

“Kemarin tim crisis center di Dinkes Kabupaten Malang menyisir bareng bupati. Dari informasi kok ini ada meninggal, namanya belum masuk, ternyata ada lagi dan seterusnya. Sampai terbaru, penambahan 6 korban yang belum terekap, sehingga data meninggal jadi 131 orang,” lanjutnya.

Pada kesempatan itu, Mantan Menteri Sosial ini menyampaikan belasungkawa atas jatuhnya korban jiwa dalam tragedi Kanjuruhan di Kabupaten Malang.

Dirinya juga tak lupa menyampaikan doa agar korban luka-luka kembali sehat dan bisa beraktivitas seperti sediakala.

“Tentu kita duka mendalam, saya mohon doa agar beliau amal ibadahnya diterima Allah SWT. Husnul khotimah. Begitu pula yang dirawat di rumah sakit semoga lekas sembuh,” tutupnya.

Seperti diketahui, 131 nyawa melayang dalam tragedi berdarah Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022. Selain meninggal dunia, juga terdapat pula ratusan orang mengalami luka-luka.

Peristiwa maut itu bermula ketika sejumlah suporter melakukan pitch invander, yakni turun ke lapangan sebagai buntut kekalahan Arema FC melawan Persebaya dengan skor 2 – 3.

Melihat hal itu, aparat keamanan dengan sigap menghadang. Memberi tindakan represif dengan memukul dan menendang suporter agar kembali ke tribun. Di tengah situasi tak terkontrol, polisi justru menembakkan gas air mata ke arah penonton.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Mufid