KEDIRI, FaktualNews.co – Bakpao Kimyen, hampir sebagian besar masyarakat Kota Kediri tak asing, bila mendengar sebutan kuliner satu ini.
Pasalnya, keberadaan Bakpao Kimyen sudah melegenda di Kota Kediri, semenjak tahun 1976 hingga sekarang ini.
Di Kota Kediri sendiri ada tiga lokasi yang menjadi tempat penjualan dari Bakpao Kimyen ini, di antaranya di depan Pasar Pahing Kota Kediri dan dua tempat penjualan lainnya berada di Jalan Dhoho Kota Kediri.
Untuk menemukannya, tentunya hal ini cukuplah mudah, mengingat Bakpao Kimyen cukup familiar. Ciri khasnya gerobak dorongnya berwarna coklat, serta terdapat tulisan Kimyen besar yang berada dalam gerobak dorong tersebut.
Heri Wahyu Surono, pemilik generasi kedua dari Bakpao Kimyen ini mengaku, dalam sehari, ia mampu memproduksi sekitar 1.000 – 1.200 bakpao kimyen berbagai rasa. Mulai dari coklat, strawberry, kacang hijau, kacang tanah hingga ayam.
“Nama Kimyen merupakan nama peninggalan asli dari penginisiasi berdirinya bakpao Kimyen yang diketahui berasal dari keluarga Tionghoa,” kata Heri Wahyu Surono, pemilik Bakpao Kimyen, Sabtu (8/10/2022).
Heri menambahkan, kata Kimyen memiliki arti sebuah tempat penghasil uang. Kim adalah tempat, sedangkan Yen yang berarti uang.
Sebagai generasi penerus, Heri menyebut jika dirinya masih tetap mempertahankan cita rasa dari bakpao Kimyen ini berasal. Termasuk dari bahan baku yang dipergunakan, sehingga ciri khas dari bakpao ini tidaklah hilang, terutama dari segi teksturnya padat. Sehingga membuat penikmat bakpao Kimyen ini merasa kenyang setelah memakannya.
“Untuk membuat bakpao kimyen, setiap hari kami menghabiskan bahan baku tepung sebanyak empat sak, masing–masing 25 kilogram, daging ayam 4 kilogram, kacang ijo 8 kilogram, kacang tanah 2 kilogram, coklat 10 kilogram, dan strawberry 2 kilogram,” imbuh Heri.
Dari kegigihan menjaga kualitas, kini tidak kurang 1.500 biji bakpao terjual setiap hari, dengan perolehan omzet puluhan juta rupiah per bulan.
“Pemasaran bakpao kimyen tak hanya di Kediri saja tapi juga di Pare dan Tulungagung. Per bijinya kami jual dengan harga Rp 4.000. Sementara omset kami perbulan hingga puluhan juta rupiah, “ tutup Heri Wahyu Surono.