Peristiwa

Ahli Waris Korban Kanjuruhan Malang, Disantuni Mensos

PASURUAN, FaktualNews.co – Menteri Sosial, Tri Rismaharani memberikan santunan kepada ahli waris korban tragedi Kanjuruhan Malang di Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Sabtu (15/10/22).

Dalam memberikan santunan Mensos Tri Rismaharini didampingi anggota Komisi VIII DPR RI Anisa Syakur, memberikan santunan 23 orang korban tragedi Kanjuruhan Malang.

Tri Rismaharani mengatakan, turut berduka cita dengan korban tragedi Kanjuruhan dan menyampaikan santunan yang menjadi tugas pokok Kementrian Sosial.

“Karena tragedi ini merupakan bencana non alam, karena itu saya sekali lagi hanya melaksanakan tugas,” kata Risma.

Dari sebanyak 23 korban tersebut, sebanyak 16 orang ahli waris korban meninggal dunia, 3 orang luka berat dan 4 orang luka ringan.

“Sebanyak 16 orang meninggal dunia, Pasuruan 8 orang, Kota Malang 1 orang, Kabupaten Malang 1 orang, Kota Batu 1 orang, Probolinggo 2 orang dan Jember 2 orang, sedang 3 orang luka berat dan 4 orang luka ringan asal Pasuruan,” ungkapnya.

Dijelaskan Risma, bagi korban meninggal dunia, Risma memberikan santunan senilai Rp 15 juta per orang. Sedangkan, untuk korban luka berat diberi santunan Rp 5 juta per orang. Dan untuk korban luka ringan Rp 2,5 juta setiap orangnya. Santunan yang diberikan totalnya senilai Rp 265 juta.

Dari 26 korban tersebut dikatakan Risma, bahwa saat ini merupakan korban yang masih belum menerima. Sedangkan saat ditanya terkait penerima bantuan sosial (bansos) Kemensos mempunyai kriteria tersendiri.

“Untuk keluarga penerima bansos itu ada kriterianya, seperti ibu tadi yang mempunyai anak yatim. Sehingga masuk dalam kriteria penerima bansos,” jelasnya.

Selain santunan, katanya, Kemensos juga memberikan sesi konseling psikologis bagi korban. Hal ini diharapkan mengurangi trauma bagi korban dan keluarganya.

Menurut Mutadlo warga Kabupaten Pasuruan yang menjadi korban tragedi Kanjuruhan, mengatakan, banyak berterima kasih. Namun, dirinya juga masih belum melupakan tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang, pada Sabtu (1/10/2022) lalu.

“Saat kejadian saya berada di lokasi dan saya menjadi korban. Akibatnya tangan saya retak sampai saat ini dan masih belum sembuh. Sampai saat ini saya masih belum bisa bekerja,” tutup Mutadlo (Bahrul).