Kesehatan

Wanita Perlu Tahu, Inilah Tanda Vagina Tidak Sehat

JOMBANG, FaktualNews.co – Beberapa masalah kesehatan terkait reproduksi wanita ternyata dapat dilihat dari kondisi vagina.

Vagina setiap wanita memang berbeda, dari bentuk, ukuran, dan aromanya. Hal itu dipicu karena berbagai faktor, termasuk genetik, pola makan, dan gaya hidup.

Meski begitu, vagina yang sehat umumnya ditunjukkan dengan kelembaban yang cukup, memiliki bau normal, dan terasa hangat saat diraba atau disentuh.

Sementara itu, ada beberapa ciri-ciri atau tanda yang menunjukkan organ intim wanita ini sedang tidak sehat atau tidak normal, apa saja itu?

  1. Vagina gatal

Hampir seluruh wanita mungkin pernah merasakan gatal di area selakangan hingga vagina.

Gatal yang hanya terjadi sesekali dan hilang dengan cepat, kemungkinan disebabkan oleh keringat, luka cukur, alergi sabun, hingga bahan celana yang kurang nyaman.

Hal yang perlu diwaspadai ialah gatal-gatal di area vagina dan vulva yang berlangsung konstan dan semakin parah seiring waktu.

Kondisi ini bisa saja menjadi gejala infeksi menular seksual (IMS) trikomoniasis yang disebabkan parasit. Selain itu, gatal kronis pada vagina juga bisa dipicu karena vaginosis bakterialis, jamur, atau bakteri.

Untuk mengetahui penyebab pasti gatal-gatal di area vagina, Anda sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.

  1. Vagina berbau busuk

Vagina dikatakan normal apabila tidak mengeluarkan aroma menyengat atau terkesan busuk. Aroma tak sedap dari area sensitif wanita bisa saja disebabkan karena sesuatu yang sederhana seperti perubahan pola hidup atau pola makan.

Tak hanya itu, bau busuk dari vagina juga bisa menandakan kondisi kronis seperti IMS dan vaginosis bakterialis.

Untuk menjaga vagina tetap berbau normal dan sehat, para wanita disarankan mengganti celana dalam saat terasa lembap karena keringat atau keputihan. Anda juga sebaiknya juga rutin mengganti pembalut sebelum penuh.

  1. Haid tidak teratur

Ada berbagai macam faktor yang dapat mengakibatkan seorang wanita tidak rutin haid atau mengalami gangguan siklus menstruasi, di antaranya adalah:

  • penurunan berat badan
  • olahraga berat atau berlebihan
  • stres
  • pola makan

Selain faktor-faktor yang dipaparkan di atas, vagina yang tidak mengeluarkan darah haid secara rutin juga dapat menjadi pertanda kondisi serius yaitu sindrom ovarium poliklistik atau PCOS.

PCOS adalah gangguan hormonal yang menyebabkan pembesaran ovarium dengan kista kecil di tepi luar. Gejala PCOS berupa menstruasi yang tidak teratur, pertumbuhan rambut berlebih (di area wajah, punggung, atau dada), jerawat, dan obesitas.

Penyebab sindrom ovarium polikistik belum begitu dipahami, tetapi dapat melibatkan perpaduan faktor genetik dan lingkungan.

  1. Perubahan kondisi keputihan

Dilansir dari Health, jumlah, warna, tekstur, hingga bau keputihan sangat bervariasi pada setiap wanita. Keputihan juga dapat berubah selama siklus menstruasi.

Menurut National Library of Medicine, perubahan keputihan umumnya berupa:

  • perubahan volume, dari tipis hingga tebal
  • perubahan warna, mulai dari bening, putih, kuning, kehijauan, hingga berdarah
  • keputihan ada yang tidak berbau, ada pula yang memiliki bau tak sedap

Kondisi keputihan pada wanita memang dapat berubah-ubah, namun Anda harus waspada apabila terdapat perubahan mencolok terkait warna, jumlah, atau bau.

Perubahan tersebut bisa saja mencirikan kondisi hormon, kehamilan, tingkat hidrasi, atau infeksi. Perubahan warna juga bisa menjadi tanda IMS seperti klamidia dan gonore.

  1. Adanya benjolan pada labia

Benjolan pada labia atau bibir vagina kemungkinan disebabkan oleh jerawat atau kelenjar yang tersumbar akibat penumpukan cairan.

Benjol akibat jerawat atau penyumbatan biasanya akan kempis dengan sendirinya.

Kendati demikian, para wanita harus berhati-hati apabila benjolan di bibir vagina menimbulkan rasa sakit yang mengganggu dan terus tumbuh atau bertambah. Segera kunjungi dokter spesialis kelamin apabila mengalami tanda-tanda ini.

Cara menjaga vagina agar tetap sehat

Gangguan kesehatan pada organ reproduksi seperti vagina tentu membuat para wanita merasa khawatir. Untuk itu, kita sebaiknya menjaga kesehatan vagina dengan beberapa cara berikut:

  1. Melakukan seks secara aman: jangan gonta-ganti pasangan, gunakan kondom, tidak saling meminjam atau meminjamkan sex toys.
  2. Jangan sungkan untuk konsultasi ke dokter: mengunjungi dokter obgyn tidak hanya boleh dilakukan saat hamil atau promil. Semua wanita dianjurkan untuk konsul atau melakukan pemeriksaan ginekologi sejak usia 21 tahun.
  3. Jangan gunakan produk douching: dapat mengganggu ph vagina, mengurangi keasaman, mengganggu bioma vagina yang sehat. memicu infeksi bakteri.
  4. Menjaga pola makan: diet seimbang, bergizi, mencukupi cairan adalah kunci kesehatan reproduksi.