MOJOKERTO, FaktualNews.co-Sejumlah pedagang mengaku keberatan terkait rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto merelokasi pedagang Pasar Tanjung Anyar.
Alasannya, tidak sedikit pedagang yang ternyata keberatan jika harus angkat kaki dari Pasar Tanjung Anyar. Mereka khawatir pengahasilannya akan anjok. Mereka beranggapan lokasi pasar selama ini cukup strategis untuk ditempati berjualan. Karena berada di pusat kota dan familiar di masyarakat. Sehingga lebih banyak orang yang datang untuk berbelanja.
Berbeda dengan kondisi Pasar Kliwon, Kranggan, Prapanca, dan Prajurit Kulon yang menjadi rencana relokasi. Kondisi pasar tersebut dinilai tidak seramai pasar Tanjung Anyar. Sementara, bagi warga Kota Mojokerto akan direlokasi ke bidak-bidak yang ada di dalam pasar.
“Sebenarnya tidak setuju, cuman terpaksa setuju, orang kecil cari makannya ya ini, soalnya ini kan lokasi pasar ya ramainya di sini, kalau dipecah-pecah itu kasihan,” kata salah pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Tanjung, Kasiono, Jumat (21/10/2022).
Pedagang berusia 57 tahun itu berjualan makanan di tepi jalan KH Nawawi area Pasar Tanjung Anyar. Ia mengkhawatir, relokasi ini berimbas terhadap omzet yang diperoleh setiap harinya. Ia berharap masih tetap diperbolehkan untuk berjualan di tepi jalan area Pasar Tanjung Anyar.
Kasiono memberikan usulan, rencana relokasi diganti dengan menata pedang yang ada di tepi jalan.
“Pelanggan khawatir tidak tahu. Pemasukkanya ini ya kurang, jelas merana ini. Harapannya ya tetap di sini, kalau bisa ya agak mundur, tetap diperbolehkan di pinggir pasar, mau orang- orang kalau dirapikan, tidak mungkin maju-maju. Jelasnya kalau di lokasi lain tidak akan laku, soalnya di sini lokasi pasar,” bebernya.
Hal senada juga disampaikan pedagang lain, Royan (38), pedagang tinggal di Kelurahan Meri, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto, yang rencananya akan direlokasi ke dalam Pasar Tanjung Anyar. Selama ini ia berjualan ikan di tepi Jalan KH Nawawi.
Menurutnya, meski disediakan tempat yang layak di dalam Pasar tidak menjamin barangan dagannya laku. Ia khawatir para pelangganya kabur.
“Aslinya ya keberatan, pelanggan pelanggan kan taunya sudah disini, takut pelanggan kabur,” tegasnya.
Saat berjualan Royan hanya ngemper. Ia menata ikan-ikannya yang dikemas ke dalam keranjang besek di jalan aspal. Cara berjualan semacam ini sudah ia lalui sejak tahun 2005.
Royan mulai berjualan pukul 02.00 WIB. Tidak butuh waktu seharian dagangannya habis. pukul 08.00 WIB ikan-ikan sudah ludes terjual. Oleh karena itu, ia sangat keberatan apabila harus direlokasi.
“Setuju sih iya, tapi saya ingin kalau pagi di sini (tepi jalan), kalau pindah tempat di dalam itu belum tentu laku,” terangnya.
Sementara, pedagang buah di Jalan KH Nawawi, Roni mengatakan setuju dengan relokasi Pasar Tanjung. Hanya saja, ia berharap, tempat relokasi untuk pedagang buah yang disediakan di Pasar Kranggan area parkirnya diperluas. Karena juga diperlukan akses khusus untuk sirkulasi bongkar muatan (loding dock).
“Logika begini, jangankan orang beli, mau parkir saja tidak bisa, soalnya kios sama jalan ngepres (mepet). Kalau ada sepeda parkir pasti ditengah jalan. Harusnya dibongkar dulu, dibuatkan jalan dulu kan enak,” jelasnya.
Dirinya sudah mendaftar ke Diskopukmperindag Kota Kojokerto untuk mencari tempat relokasi. Akan tetapi belum mengetahui bidak yang disediakan untuk dirinya.
“Sudah daftar, cuman dapat lokasi (bidak) sebelah mana masih belum tahu,” ujarnya.
Ia juga mengusulkan, agar Pemkot Mojokerto menyediakan tempat khusus untuk loding dock para pedagang. Tempat yang ia usulkan di rest area Gunung Gedangan.
“Biar sama-sama enak ada tempat khusus loding. Misalkan di rest area kan juga bisa,” tandas Roni.
Pemkot Mojokerto sedianya berencana merelokasi ratusan pedagang pada akhir bulan Oktober. tim dari Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopukmperindag) dan Satpol PP Kota Mojokerto masih memberikan sosialisasi dan imbauan sejak bulan Agustus.
Kepala Diskopummperindag Kota Mojokerto, Ani Wijaya mengatakan, para pedagang di Pasar Tanjung Anyar di beri waktu sampai tanggal 22 Oktober 2022 untuk mendaftarkan pencarian lokasi relokasi.
“Kita sudah lakukan sosialisasi dan imbaun, baik melalui surat maupun tatap muka. Terakhir 22 Oktober untuk segara mendaftarkan ke lokasi relokasi,” Katanya usai melakukan sosialisasi tatap muka di Pasar Tanjung Anyar, Jum’at (21/10/2022).
Jika sampai tanggal 22 Oktober 2022 para pedagang Tanjung Anyar, menjadi tanggung jawab satpol PP Kota Mojokerto untuk penertiban.
Tempat relokasi ada di sejumlah pasar, Pasar Kranggan khusu pedagang buah, Pasar Kliwon khusus pedagang makanan dan minuman, dan Pasar Prapanca khusus pedagang sayur dan sembako.
Saat ini, jelas Ani, dari 165 pedagang sudah ada 106 orang yang mendaftar. Sisanya 59 orang pedagang yang belum mendaftar, rata-rata adalah pedagang buah.
“Dari 165 itu kita petakan warga dalam dan luar Kota Mojokerto. Sebetulnya hak prioritas itu kan ada di warga Kota Mojokerto, sehingga 82 warga kota untuk pindah ke dalam pasar tanjung,” jelasnya.
Pihaknya sempat berbincang para pedagang, ia mendapat anspirasi terkait dengan loding dock. Selama ini, loding dock difasilitasi di Jalan Kertoraharjo , Kopral Usman, Residen Pamuji, KH Nawawi dan HOS Cokroaminoto.
“Mereka (pedagang) mengusulkan, loding barang mereka minta di rest area, akan kita laporkan ke Walikota, Sekda, setelah itu kita bicarakan lebih lanjut dengan Satpol PP dan Dishub,” terang Ani.
Ia menambahkan, pasar Kranggan akan dibuat pasar tematik khusus buah. Diakuinya, saat ini memang para pedagang masih keberatan karena kiosnya tertutup. Ia justru mengklaim, dengan dipindahkannya ke lokasi tersebut akan lebih mempermudah masyarakat mengetahui.
“Di sana kami buat pasar tematik pasar buah, merka banyak keberatan karena tertup kios. justru kalau dipindahkan kesana lebih dimudahkan (orang membeli),” pungkasnya.