Kuliner

Berdiri Sejak 1970, Tahu Solet Mak Ni Jadi Kuliner Legendaris di Mojokerto

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Warung jajanan tahu solet ‘Mak Ni’ salah satu legendaris sejak tahun 1970. Meski sederhana, namun tahu solet ini cukup digandrungi masyarakat.

Sejatinya, tahu adalah kudupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Hanya saja, tahu goreng identik dengan jajanan yang disajikan dengan dibonceng atau digelar di lapak. Lalu disebut tahu solet karena petisnya kerap dimakan di tempat dengan mengoles-oleskan bumbu hitam ke dalamnya.

Warung tahu solet Mak Ni terletak di Jalan Raya Desa Perning, Kecamatan Jetis, Mojokerto, tepatnya di seberang Kantor Desa Perning.

Tahu solet Mak Ni ini dirintis oleh pasangan almarhum Kasmin dan Kasiani (86) tahun 1970. Pasangan suami istri yang mempunyai 4 anak ini sejak dulu memproduksi sendiri tahu yang mereka jual. Nama Mak Ni diambil dari panggilan Kasiani.

Kini, usahanya diteruskan oleh Susanah (50 dan suaminya, Santoso (56). Ia mewarisi bisnis orang tuanya sejak pensiun dari pabrik sarung tangan pada tahun 2017. Sedangkan suaminya pensiunan buruh pabrik sepatu.

Budi tidak sendiri, ia dibantu kakak iparnya memproduksi tahu di rumahnya. Ternyata, bahan baku berupa kedelai ia impor dari Amerika Serikat.

Proses produksi tahu masih menggunakan cara tradisional. Setiap hari mulai memproduksi pukul 05.00-12.00 WIB. Rata-rata dalam sehari mampu menghabiskan 32 Kg kedelai untuk menghasilkan 5 bak tahu per hari.

Selanjutnya 5 bak tahu itu mereka bawa untuk digoreng dan dijajakan di lapak tahu solet Mak Ni di Jalan Raya Desa Perning.

“Ibu saya bagian mengirisi tahu, kalau saya bagian di sini menggoreng dan menjual,” jelas Susanah.

Warung tahu solet legendaris ini buka pukul 15.30 WIB. Setiap hari tak pernah sepi pembeli. Budi dan Susanah menyajikan tahu solet dengan cara berbeda.

Mereka membelah setiap potong tahu, lalu mengisinya dengan bumbu petis yang nikmat. Mulai awal beridiri hingga saat ini, mereka tetap mempertahankan resep pumbu petis warisan ibunya.

Petis tahu solet yang satu ini mempunyai cita rasa yang manis, gurih dan pedas yang pas. Unsurnya terbuat dari aneka bahab bumbu, yaitu menggunakan campuran kacang goreng, gula pasir, garam dan cabai.

Kacang goreng sengaja ditumbuk tidak sampai lembut atau masih berupa butiran-butiran. Sehingga setiap mengunyah ada sensasi ceklus-ceklus atau kriuk yang gurih.

Penampilan si sambal hitam ini sangat tidak mempesona. Namun jika disantap, membuat lidah berdansa hingga hampir kegigit karena saking nikmatnya. Kesaktian petis dalam menyihir makanan jadi nikmat, patut diakui. Tak heran jika tahu solet Mak Ni masih bertahan ditengah munculnya aneka ragam camilan.

“Tahu solet ini warisan bapak dan ibu saya yang memulai usaha tahun 1970. Resepnya diwariskan ke saya,” terang ibu dua anak warga Dusun/Desa Perning ini, Sabtu (28/10/2022).

Tahu solet Mak Ni ini paling pas disantap di tempat selagi masih hangat ditemani segelas kopi atau air mineral. Para pelanggan juga banyak yang memilih menyantapnya di rumah bersama keluarga. Harga kudapan legendaris ini ternyata cukup ramah kantong. Yaitu hanya Rp 1.000 per potong.

Selama 52 tahun berdiri, omset dari jajanan ini mencapai jutaan perhari. Penghasilan ini didapatkan tanpa strategi pemasaran yang muluk-muluk.

“Pemasarannya hanya dari mulut ke mulut, pelanggan saya dari Sidoarjo, Kota Mojokerto, Kecamatan Jetis dan sekitarnya,” jelas Susanah.