SURABAYA, FaktualNews.co-Berbagai hal mistis dan hubungan seksual atau pornografi sering dikait-kaitkan ketika Kamis malam atau kita sering menyebutnya sebagai malam Jumat. Mindset ini sudah tertanam lama pada masyarakat Indonesia.
Islam sendiri hadir dibawa oleh para pedagang, pemuka agama asal Arab atau Mekkah yang sudah mulai berinteraksi dan menetap di sepanjang pesisir pantai di Pulau Jawa sekitar abad ke-7.
Teori ini diambil karena yang paling rasional dan masuk akal, meskipun demikian, Islam juga dibawa oleh bangsa China melalui ekspedisi yang dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho dan berbagai buktinya bisa kita temui salah satunya adalah sebuah masjid yang didirikan sebagai bukti penyebaran agama Islam olehnya.
Namun sayangnya saat ini bangunan tersebut sudah beralih fungsinya menjadi sebuah Kelenteng Sam Po Kong yang diperuntukkan untuk Umat Etnis Tionghoa, bangunan ini sendiri berada di Semarang, Jawa Tengah.
Budaya mengaitkan segala sesuatu dengan hal mistis dan pornografi sebenarnya sudah mendarah daging di Indonesia semenjak belum datangnya agama Hindu-Budha agama tersebut hadir lebih dahulu ketimbang Islam, Hindu masuk ke Indonesia pada abad ke-4 M dan Buddha pada abad ke- 2 M.
Sebelum kehadiran 6 agama utama yang diakui oleh pemerintah Indonesia saat ini sebenarnya masyarakat di Kepulauan Nusantara, sudah mengenal sistem kepercayaan berupa dinamisme dan animisme dimana kepercayaan ini masih terus bertahan sampai tahun 2022.
Dinamisme sendiri memiliki arti sebagai sebuah kepercayaan terhadap segala sesuatu yang dirasa memiliki kekuatan dan dapat mempengaruhi manusia. Sementara Animisme memiliki sebuah arti bahwa kepercayaan terhadap benda, roh, pepohonan dan lain sebagainya dipercaya memiliki kekuatan tersendiri.
Mungkin inilah yang membuat malam Jumat, yang dianggap sebagai malam menakutkan, cocok untuk melakukan hubungan badan, dan bahkan melakukan berbagai kegiatan berhubungan dengan klenik selalu dikaitkan dengan malam buruk padahal bagi Umat Islam, malam ini merupakan ladang amal untuk beribadah karena berkaitan erat dengan hari Jumat esoknya dimana seperti kita ketahui bersama hari Jumat, memiliki keistimewaan berkaitan dengan manusia dan alam semesta.
Maksudnya adalah hari Jumat ini, memiliki keistimewaan dibandingkan dengan hari-hari yang lainnya yaitu adanya perintah menjalankan Salat Jumat bagi laki-laki muslim, dihapuskan dosa-dosanya antara Jumat ke Jumat, hati dimana penciptaan alam semesta termasuk penciptaan Nabi Adam AS, dan di Wafatnya Bapak Umat Manusia tersebut, dikeluarkannya Adam dan Hawa dan hari kiamat atau akhir dunia meskipun demikian, untuk hari kiamat sejatinya hanya Allah SWT yang mengetahui pasti kapan pasti terjadinya.
QS Al Jumuah ayat 9, Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan sholat pada hari Jumat, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Selain itu, berbagai amalan seperti dzikir, membaca Al-Qur’an terutama Surah Al – Kahf yang berjumlah 110 ayat dan Surah Yasin sebanyak 83 ayat.
Selain itu, adanya semacam budaya melakukan hubungan badan pada malam Jumat sebenarnya sah-sah saja jika dilakukan oleh pasangan suami istri karena termasuk ibadah. Namun hal ini sering disalahartikan sebagai tindakan yang dilakukan bukan berlandaskan pada agama namun kebudayaan, sehingga banyak anak muda yang belum memiliki ikatan pernikahan melakukan tindakan perzinahan dengan dalih mengikuti budaya dan kebiasaan agar bisa dianggap keren oleh teman sebayanya.
Budaya klenik berkaitan dengan hal mistis seperti kemunculan berbagai makhluk mitologi seperti Nyi Roro Kidul, Kuyang, Pocong dan lain sebagainya pada dasarnya tidak memiliki tumpuan dasar dalam agama Islam. Islam memandangnya sebagai satu kesatuan dari hasutan makhluk gaib yakni Jin.
Sejatinya klenik dalam Islam memang tidak dibenarkan kehadiran mitos berupa berhubungan badan di malam Jumat dan mengaitkannya dengan hal mistis tentu memang murni dari kebudayaan suatu masyarakat. Meskipun demikian, saya tidak akan memberikan judgement atau mencap kafir,bidah dan lain sebagainya karena bagi saya semua itu adalah murni hak pribadi seseorang yang tidak bisa dihilangkan oleh negara maupun hukum karena justru budaya tersebut hadir menjadi warna tersendiri yang hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia semata.