JAKARTA, FaktualNews.co – Dunia dikabarkan sedang mengalami krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar atau diesel. Hal ini tentunya akan berdampak pada harga BBM solar di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Beberapa waktu yang lalu, bisnis pemasok solar di Amerika Serikat (AS) telah menyalakan sirine ‘darurat stok’ untuk BBM solar di sepanjang Pantai Timur AS.
Sebagaimana dimuat dalam RT News yang dikutip Bloomberg, disebutkan bahwa stok bahan bakar diesel AS telah mengalami penurunan yang stabil selama berbulan-bulan, mencapai level terendah sejak 2008 pada Oktober. Saat ini, Negeri Paman Sam hanya memiliki cadangan pasokan solar selama 25 hari.
Di sisi lain, perfect storm sedang melanda pasar diesel atau solar dunia, di mana cadangan solar dunia diklaim saat ini semakin menipis. Penggunaan bahan bakar solar yang berlebihan didorong Sungai Mississipi yang sedang di landa kekeringan.
Akibat kekeringan sungai itu, penggunaan produk solar untuk kereta api dan kendaraan seperti truk mengalami lonjakan yang berefek pada lonjakan harga yang diprediksi akan terus terjadi.
Mengutip CNBC International, harga solar telah meningkat sebesar 33% untuk pengiriman November 2022 ini. Adapun harga rata-rata nasional untuk solar hari ini adalah US$ 5,30 per galon.
“Diperkirakan akan naik 15 sampai 20 sen dalam beberapa minggu ke depan,” kata Andy Lipow, presiden Lipow Oil Associates, LLC, dikutip Rabu (2/11/2022).
Cadangan solar sepanjang tahun ini tidak pernah serendah ini sejak tahun 1951, dengan kekurangan terbesar di wilayah Timur Laut termasuk New York dan New England.
Krisis solar yang membuat harga menjadi naik sejatinya sudah terasa sampai ke Indonesia, harga-harga produks solar di dalam negeri yang dijual badan usaha di SPBU sudah mengalami lonjakan per 1 November 2022.
Ambil contoh, di SPBU Pertamina, harga Dexlite menjadi Rp 18.000 per liter dari yang sebelumnya Rp 17.800 per liter . Sementara itu untuk harga Pertamina Dex juga naik Rp 18.550 per liter dari yang sebelumnya Rp 18.100 per liter.
Shell Indonesia juga menaikkan harga produk solarnya yakni BBM Shell V-Power Diesel menjadi saat ini Rp 18.840 dari yang sebelumnya hanya Rp 18.450 per liter.
Sementara itu di SPBU BP – AKR harga produk BBM BP Diesel juga naik menjadi Rp 18.380 per liter dari yang sebelumnya Rp 17.990 per liter.
Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan, ada beberapa hal yang melatarbelakangi perusahaan akhirnya memutuskan untuk menaikkan harga Solar Non Subsidi. Salah satunya lantaran permintaan bahan bakar diesel global yang semakin tinggi.
“Penyesuaian harga Dex Series disebabkan oleh tingginya permintaan bahan bakar diesel di dunia sebagai salah satu substitusi bahan bakar gas,” ujar Irto dikutip Kamis (3/11/2022).
Anggota Komite BPH Migas, Saleh Abdurrahman menjelaskan proyeksi harga minyak dunia pada umumnya didasarkan beberapa faktor. Di antaranya yakni faktor fundamental dan faktor non fundamental.
Faktor fundamental terdiri dari supply–demand, pertumbuhan ekonomi, dan output kilang. Sementara non fundamental terdiri dari faktor psikologis krisis di Eropa atau Timur Tengah. “Jadi ya harus siap dengan semua kemungkinan tingkat harga minyak,” ujar Saleh kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (3/11/2022).
Ia mengimbau agar semua pihak bersiap diri dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi pada 2023 mendatang. Terutama menyangkut harga bahan bakar minyak ( BBM).
“Yang penting kita siap karena kita gak tahu apakah tahun depan lebih baik atau tambah krisis,” ujar Saleh.
Saleh pun menyarankan badan usaha penyalur di dalam negeri dapat mengamankan pasokan serta menambah stok BBM.