MOJOKERTO, FaktualNews.co – Menghadapi krisis pangan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto terus menggalakkan dan mengembangkan program pekarangan pangan lestari (P2L).
Emak-emak yang tergabung dalam kelompok wanita tani (KWT), diminta untuk menanam sayur dan buah-buahan.
Program ini memanfaatkan pekarangan di sekitar rumah masing-masing. Diharapkan, gerakan ini dapat menjadi salah satu strategi untuk mendukung terciptanya ketahanan pangan.
Sehingga kebutuhan pangan masyarakat di Kabupaten Mojokerto bisa terpenuhi melalui program P2L.
Pada Kesempatan itu, Bupati Mojokerto Ikfina mengapresiasi kepada KWT, serta kelompok-kelompok tani lainnya yang telah berpartisipasi dalam kegiatan P2L. Terlebih penanaman yang memanfaatkan pekarangan di sekitar rumah.
“Kegiatan P2L dengan memanfaatkan pekarangan takan menjadi suatu support system yang sangat baik terhadap ketahanan pangan,” katanya di acara Pemberdayaan KWT, di Kembangsore Park, Desa Petak, Kecamatan Pacet, Selasa (08/11/22).
Ia menjelaskan, salah satunya penyebab terjadinya krisis pangan adalah inflasi. Untuk itu, Pemkab Mojokerto telah membentuk Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), dengan menggulirkan program P2L melalui Dinas Pangan dan Perikanan.
“Untuk ketahanan pangan ini saya minta dapat memanfaatkan lahan di luar pertanian, misalnya untuk menanam cabai yang harganya fluktuatif. Kalau 50 persen warga menanam cabai sendiri, tentu membantu menurunkan keseksian harga cabai,” imbuh Ikfina.
Pemerintah desa, lanjut Ikfina, wajib mengalokasikan 20 persen dana desa yang diterima dari pemerintah pusat untuk program ketahanan pangan. Anggaran itu, bisa dipakai menyediakan bibit buah dan sayur untuk ditanam KWT di desa masing-masing.
Tak hanya itu, dalam kesempatan ini bupati perempuan pertama di Kabupaten Mojokerto ini juga meminta Dinas Koperasi dan Usaha Mikro memberi pelatihan KWT. Baik pelatihan dalam meningkatkan kemampuan manajemen bisnis maupun administrasi keuangan.
“Bisa bekerja sama dengan bank-bank BUMD yang bersedia memberi pelatihan gratis. Sehingga pelatihan bisa segera digelar rutin, tanpa menunggu anggaran dari APBD,” tandasnya.
Menurut Ikfina, program P2L yang melibatkan KWT ini sesuai dengan arahan Presiden Jokowi. Dimana presiden mewanti-wanti seluruh kepala daerah untuk mengantisipasi ancaman inflasi yang berdampak pada krisis pangan. Belum lagi kondisi perekonomian global akibat adanya krisis energi.
“Akhir September 2022, inflasi di Kabupaten Mojokerto lebih dari 5 persen. Utamanya disebabkan kenaikan harga BBM. Alhamdulillah akhir Oktober, inflasi kita turun menjadi 4 koma sekian. Artinya, kita masih dalam kondisi yang bisa dikatakan stabil,” ungkap Ikfina.
Ikfina juga menyampaikan, mulai bulan Maret tahun 2022, Presiden RI Joko Widodo sudah mengingatkan seluruh kepala daerah se-Indonesia terkait dengan ancaman inflasi. kekhawatiran terkait ancaman inflasi tidak hanya di Indonesia, tetapi secara global.
“Sekarang sudah bukan November tinggal satu bulan lagi tahun 2022 berakhir. Ternyata inflasi khususnya di Kabupaten Mojokerto mengalami inflasi lebih dari 5 persen, itu adalah pada akhir bulan September dan tentunya faktor utamanya adalah kenaikan harga BBM.
“Tetapi alhamdulillah ternyata akhir Oktober Inflasi kita turun menjadi 4 persen, artinya bahwa kita masih dalam kondisi yang bisa dikatakan stabil,” ucap Ikfina.
Ia berpendapat, selain kenaikan harga BBM, salah satu faktor adanya inflasi disebabkan oleh harga bahan makanan pokok (volatile foods) yang memiliki potensi fluktuasinya tinggi, seperti cabai rawit.
“Jadi cabai rawit merupakan komponen pembentuk angka inflasi yang sangat besar karena pas murah bisa murah sekali kalau lagi mahal bisa lebih mahal dari daging sapi,” jelasnya.
Sementara itu, pemberdayaan KWT untuk Peningkatan Pasca-Panen dan Pengolahan Hasil juga dimeriahkan lomba menghias sayur dan buah. Lomba ini diikuti 250 ibu-ibu perwakilan KWT di Kabupaten Mojokerto.
Di antaranya KWT dari Desa Candiwatu, Penanggungan, Mojorejo, Jatirejo, Terusan, Balongmojo, Randegan, Ngembeh, Sooko dan Desa Wringinrejo. Penghargaan dan hadiah pememenang lomba menghias sayur dan buah ini, diserahkan langsung Bupati Ikfina.
KWT Desa Penanggungan berhak menyabet juara 1. Sedangkan juara 2 dan 3 direbut KWT Desa Terusan dan Desa Ngembeh. KWT Candi Mawar dari Desa Candiwatu meraih juara 1 lomba P2L yang digelar sejak September lalu.
Disusul KWT Sumber Sendang dari Desa Penanggungan dan KWT Raflesia dari Desa Terusan sebagai juara 2 dan 3.
Selain pameran produk, acara pemberdayaan KWT juga digelar bazar pangan murah. Sejumlah stand menyedikan beras medium Rp 45 ribu per 5 Kg, gula Rp 12.500 per Kg, minyak goreng kemasan mulai Rp 12.500 per liter, serta ayam beku Rp 27 ribu per Kg.
Kabid Ketersediaan dan Distribusi Pangan Dispari Kabupaten Mojokerto, Rifi Rosa mengatakan, bahwa salah satu tugas pengendali inflasi yaitu dengan mengadakan event-event yang menyediakan bahan kebutuhan pokok yang harganya lebih murah dibanding harga pasaran.
“Alhamdulillah kami buka jam 7 pagi, jam 10 tadi sudah habis semua. Karena memang harganya lebih murah daripada pasaran,” ujarnya.
Tak hanya Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, Pemberdayaan KWT untuk Peningkatan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil di Kembangsore Park Desa Petak, Kecamatan Pacet ini juga dihadiri Kadis Pangan dan Perikanan Muhammad Ridwan, Forkopimca Pacet, para camat, kades, Ketua TP PKK desa se-Kabupaten Mojokerto.