JAKARTA, FaktualNews.co – Perwakilan suporter klub sepak bola Arema, Aremania, Malang, Selasa (8/11/2022) datang ke Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, untuk rapat bersama Komisi X DPR, pada
Aremania mengadu ke DPR lantaran keluarga maupun korban dari Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang tidak mendapatkan dukungan sama sekali dari pemerintah.
Awalnya, salah satu perwakilan Aremania, Salahudin Manggalani, berterima kasih kepada DPR karena turut berduka atas kejadian di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Salahudin menjelaskan, sejak kejadian berdarah itu terjadi, solidaritas antar suporter sepak bola terpampang nyata.
Akan tetapi, Salahudin menyayangkan, pemerintah yang justru kurang memperhatikan keluarga dan korban Tragedi Kanjuruhan.
“Ini mohon maaf ini, koreksi untuk pemerintah dan Bapak, Ibu Anggota Dewan. Perhatian dari pemerintah ini masih sangat kurang ya dibandingkan dengan teman-teman kami sesama suporter,” ujar Salahudin di ruang rapat Komisi X DPR.
“Bahkan teman-teman Bonek yang merupakan rival utama kami juga sangat perhatian. Datang dalam setiap kegiatan peringatan ini. Ikut mengusut tuntas, mengawal teman-teman suporter yang lain,” sambungnya.
Salahudin memaparkan, persentase pemerintah dalam menjembatani rasa keadilan bagi korban dan keluarga Tragedi Kanjuruhan belum mencapai 10 persen.
Menurutnya, hingga saat ini, masih ada puluhan korban yang menjalani pengobatan dengan rawat jalan.
“Dan ini harus kami katakan tidak ada dukungan sama sekali. Yang mendukung justru penggemar K-Pop, penggemar Korea yang mendukung secara langsung selain teman-teman kami suporter ini,” tutur Salahudin.
“Dari pemerintah mana? Tidak ada. Padahal Menko-nya orang Malang, Mensos-nya orang Jawa Timur,” ujarnya.
Adapun Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Kemanusiaan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau Risma berasal dari Jawa Timur (Jatim).
Kemudian, Salahudin juga mengeluhkan pengusutan yang dilakukan aparat terhadap dugaan intimidasi yang dialami Aremania usai kejadian.
“Mohon Bapak, Ibu Anggota Dewan menjalankan fungsi pengawasan lebih memperhatikan usut tuntas ini. Terima kasih atas perhatiannya,” ucap Salahudin.
Aremania lainnya, Andreas, turut menyampaikan keluhannya mengenai tidak adanya dukungan pemerintah daerah terhadap antusiasme Aremania dalam mendukung Arema di Malang.
Contohnya adalah Stadion Kanjuruhan. Sejak awal tahun 2000-an, tidak pernah ada perkembangan yang berarti terhadap Stadion Kanjuruhan. Padahal, antusiasme Aremania sangat tinggi.
“Saya terus terang. Dengan banyak kota seperti Bekasi atau Samarinda yang stadionnya cakep-cakep, sementara di Malang itu antusiasmenya begitu tinggi, tidak ada perhatian dari pemerintah untuk sekadar memperluas atau memperlayak stadion,” kata Andreas.
Andreas turut mengomentari pernyataan mengenai pintu di Stadion Kanjuruhan yang terlalu curam, bahkan seperti penjara.
Dia menekankan, walau pintu di Stadion Kanjuruhan curam, namun tidak pernah ada korban jiwa selama ini.
“Tapi kenyataannya, korban itu baru ada setelah gas air mata,” imbuhnya.