JOMBANG, FaktualNews.co – Sejumlah aktivis NU menggelar diskusi tentang peran NU di tingkatan basis. Kegiatan yang digelar di Kedai Sufie, Desa Sengon Jombang itu, juga melaunching gerakan Voice of Cultural (VOC) NU.
Manurut salah satu aktivis NU, Miftahus Saidin, gerakan VOC NU ini merupakan upaya para aktivis NU yang ingin menunjukkan bahwa keberadaan NU Jombang masih ada, meski kondisinya saat ini vakum karena permasalahan Konfercab beberapa waktu lalu.
“Kami sedang menjawab bagaimana suara NU di Kabupaten Jombang ini masih terdengar, meski situasi objektif nya vakum. Saya kira gerakan NU di basis terus bergerak, dan di sisi ini, VOC NU sedang merajut gerakan yang dilakukan oleh basis, menjadi gerakan penghargaan yang seharusnya dilakukan di saat tidak ada struktur yang melakukan,” ujar Miftahus Saidin.
Ia menuturkan, masih ada banyak basis NU yang belum tersentuh oleh struktural, padahal mereka mempunyai kontribusi yang kuat terhadap jamiyah NU.
“Kerja-kerja basis frontline NU ini nampaknya tidak selalu dapat sentuhan dari konsep kerja kolaborasi struktural NU. Misalnya orang yang bekerja di pertanian yang merawat PKL ini seperti terlepas,” imbuhnya.
Ia juga menjelaskan, ada banyak permasalahan yang dihadapi basis NU yang perlu dikomunikasikan dan perlu campur tangan struktural untuk menyelesaikannya.
“Begini, ini kan umat NU semua kalau mau dilabeli, petani dalam konsep penyangga ketahanan pangan, penanam padi, jagung itu semua orang NU. Tapi ketika panen, kemudian impor, ini kan masalah. Seharusnya tidak ada kesulitan bagi PBNU untuk menyuarakan ke pemerintah, Hai jangan impor, ini lagi panen umat,” tandasnya.
Ke depan, para aktivis ini berencana untuk menyambung solidaritas dengan orang NU di struktural untuk menyuarakan basis-basis NU yang selama ini belum tersentuh.