FaktualNews.co

Hujan Berlian di Antariksa, Warga Bumi Bisa Kaya Raya?

Peristiwa     Dibaca : 1170 kali Penulis:
Hujan Berlian di Antariksa, Warga Bumi Bisa Kaya Raya?
FaktualNews.co/Istimewa.
Ilustrasi.

JAKARTA, FaktualNews.co – Hujan berlian bukan hanya sebuah cerita fiksi saja. Namun di bagian lain antariksa, fenomena ini bisa saja terjadi.

Sebuah penelitian menggunakan plastik untuk menciptakan presipitasi unik yang terbentuk pada Uranus dan Neptunus. Menurut fisikawan di HZDR Jerman dan penulis studi, Dominik Kraus, presipitasi berlian pada keduanya berbeda dengan hujan yang turun di Bumi.

Permukaan kedua planet memiliki cairan panas dan padat, yang menjadi tempat belian terbentuk serta tenggelam ke inti berbatu secara perlahan sejauh 10 ribu kilometer. Di sanalah berlian membentuk lapisan besar membentang ratusan kilometer hingga lebih, dikutip dari Science Alert, Jumat (11/11/2022).

Berlian juga kemungkinan berbeda dengan yang ditemukan di Bumi. Yakni tidak mengkilap dan bisa dipotong, namun diperkirakan setangguh material yang sama seperti di sini.

Para peneliti mencoba meniru proses tersebut. Mereka menemukan campuran yang diperlukan, seperti karbon, hidrogen, dan oksigen dengan sumber plastik PET. Plastik tersebut digunakan pada kemasan makanan sehari-hari dan juga botol.

Tim peneliti mengubah laser optik bertenaga tinggi pada plastik di SLAC National Accelerator Laboratory di California.

Kraus menjelaskan kilatan sinar X sangat singkat dengan kecerahan luar biasa serta dapat menyaksikan proses berlian nano, yang kecil untuk bisa dilihat dengan mata telanjang.

“Oksigen yang ada dalam jumlah besar di planet-planet itu benar membantu menyedot atom hidrogen dari karbon, jadi sebenarnya berlian lebih mudah terbentuknya,” ungkapnya.

Namun fenomena hujan berlian masih berupa hipotesis, ungkap Science Alert. Sebab data dan informasi terkait Uranus dan Neptunus masih sedikit.

Hingga saat ini baru ada satu wahana antariksa yakni Voyager 2 NASA yang bisa mencapai keduanya pada 1980-an. Setelah 40 tahun berlalu, data yang dikirim masih digunakan dalam penelitian.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin
Sumber
cnbcindonesia.com