Event

Parade Keroncong di Jember, Lestarikan Musik Tradisional

JEMBER, FaktualNews.co – Parade Keroncong in Hospital ke 5 merupakan even kompetisi musik yang rutin digelar setiap tahunnya di Jember. Kegiatan kompetisi musik itu digelar, sebagai bentuk pengenalan musik keroncong di Jember dan juga bentuk melestarikan aliran musik tradisional.

Pada gelaran even ke tahun kelima saat ini, parade musik keroncong yang biasanya digelar di dalam ruangan aula dan dilaksanakan sebagai bentuk perayaan HUT RSD dr. Soebandi secara internal.

Kini digelar secara terbuka dan ditempatkan di pusat Alun-alun  Jember.

Selain itu menurut inisiator even Parade Keroncong in Hospital, dr. Hendro Soelistijono, adanya even parade musik keroncong ini. Memiliki tujuan lebih mengenalkan aliran musik keroncong lebih luas ke masyarakat terutama generasi millenial.

Karena aliran musik keroncong, juga layak disandingkan dengan aliran musik lainnya.

“Untuk tahun ini adalah even kita yang kelima, dengan menyelenggarakan (Parade) Keroncong in Hospital. Dulu inspirasi yang saya dapat adalah bagaimana menciptakan destinasi baru, Jember tidak hanya dikenal sebagai kota fashion (JFC), tapi juga sebagai center musik. Kalau untuk aliran musik pop, jazz, dll, sudah ada kota yang menyelenggarakan. Tetapi kalau untuk keroncong, saya kira masih belum ada secara nasional,” kata Hendro saat dikonfirmasi disela kegiatan even, Rabu (16/11/2022) malam.

Untuk peminat dan perkembangan aliran musik keroncong di Jember, kata Hendro, dirasa cukup banyak.

“Peminatnya untuk di Kabupaten Jember sendiri, alhamdulillah saat ini ada 10 grup. Cuma memang regenerasinya agak lambat. Makanya dengan munculnya (acara) festival atau parade (musik) ini, harapannya akan muncul millenial-millenial baru. Sehingga mereka lebih tertarik terhadap musik keroncong,” katanya.

Terlebih untuk kemudian lebih memasyarakatkan aliran musik keroncong ke generasi millenial saat ini. Aliran musik keroncong juga bisa dikolaborasikn dengan aliran musik lain.

“Maka dari itu, di even parade kami ini. ada dua lagu, pilihan dan wajib yang harus dibawakan peserta. Kalau wajib bener-bener bergenre keroncong asli. Untuk yang pilihan biasanya campuran lagu pop, dangdut, dll. Tujuannya yang lagu pilihan untuk menarik milenial. Sehingga musik keroncong tidak hanya identik untuk kalangan umur tertentu,” ulasnya.

Terkait pelaksanaan even kompetisi parade musik, yang pada tahun ini digelar secara terbuka. Kata Hendro, sesuai dengan petunjuk Bupati Jember.

“Memang perintah dari bapak bupati, dalam rangka meningkatkan dan menekan inflasi ekonomi di Jember. Oleh karena itu, kita juga melibatkan UMKM begitu banyak (yang ada di sekitar alun-alun Jember),” kata pria yang juga menjabat sebagai Plt. Dirut RSD dr. Soebandi Jember ini.

“Seperti yang kita ketahui, transaksi malam ini (mungkin) bisa mencapai ratusan juta rupiah, dan itu insya Allah bisa menggulirkan ekonomi Jember,” imbuhnya.

Terpisah, Bupati Jember, Hendy Siswanto dalam pidato sambutannya menyampaikan bahwa aliran musik keroncong memiliki kesan tersendiri. Sehingga layak untuk dilestarikan sebagai aliran musik tradisional.

“Melestarikan (aliran musik tradisional) keroncong itu penting buat kita semua. Bahwa keroncong adalah satu bukti nyata di dalam pergerakan kemerdekaan dulu hingga saat ini. Sehingga tetap harus kita lestarikan dan musiknya dapat kita nikmati oleh segala lapisan,” kata Hendy.

Kemudian dengan gelaran even dipusatkan di alun-alun Kota Jember, lanjut Hendy, memberikan kemanfaatan untuk meningkatkan potensi ekonomi khususnya bagi pelaku UMKM.

“Apa berkahnya itu, adalah keikutsertaan UMKM yang ada di sekitar kita semua. Sehingga apapun kegiatan kita harus bermanfaat kepada orang banyak. Salah satunya parade keroncong ini, bukan hanya dinikmati para penggemar keroncong sendiri. Tapi oleh masyarakat semuanya,” ujarnya.