FaktualNews.co

Pasien Meninggal, Keluarga Tak Terima, Perawat Puskesmas di Jember Dianiaya

Peristiwa     Dibaca : 829 kali Penulis:
Pasien Meninggal, Keluarga Tak Terima, Perawat Puskesmas di Jember Dianiaya

JEMBER, FaktualNews.co-Perawat Puskesmas Ajung, Fransisko Redi, warga Desa/Kecamatan Ajung, Jember. Menjadi korban penganiayaan dari keluarga pasien. Perawat ini dianggap tidak memberikan pelayanan yang baik saat merawat pasien.

Perawat yang akrab disapa Frans ini mengaku mendapat tendangan dan pukulan di beberapa bagian tubuhnya. Dimana dugaan tindakan penganiayaan itu dilakukan oleh salah seorang kakak pasien. Sedangkan penyebabnya pasien tersebut saat mendapat perawatan dan akan dirujuk ke rumah sakit, meninggal di tengah perjalanan.

Saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Frans mengatakan tindakan penganiayaan itu terjadi sekitar Jumat sore (18/11) kemarin.

“Kejadian itu bermula, saat ada seorang pasien yang dengan kondisi tidak sadarkan diri dibawa ke Puskesmas Ajung. Saat itu, pasien diantar oleh kedua orang pemuda saya tidak tahu apakah masih keluarga pasien. Menyampaikan kondisi adiknya sedang sakit,” kata Frans saat dikonfirmasi Senin (21/11/2022).

Saat dalam perawatan, lanjutnya, kondisi pasien tidak sadarkan diri. Kemudian dilakukan pemeriksaan oleh dokter jaga puskesmas, dan disarankan untuk dirujuk ke rumah sakit.

“Saya sampaikan ke dua pemuda yang mengantar ke puskesmas, agar menyiapkan dokumen pendukung jika dirujuk dengan menggunakan BPJS. Kemudian kedua pemuda itu pulang, dan kembali lagi ke puskesmas bersama nenek pasien, dan seorang kakaknya yang merupakan pelaku yang menendang saya,” jelasnya.

Saat diperiksa dokumennya, kata Frans, identitas pasien belum menjadi satu kartu keluarga (KK) dengan neneknya. Bapak pasien, lanjut Frans, sudah meninggal, ibunya sedang bekerja di Malaysia.

“Akhirnya saya arahkan untuk nantinya mendapat perawatan pasien jalur umum. Sebelum itu saya sudah menghubungi pihak rumah sakit, pertama RSD dr. Soebandi tapi sudah penuh, kemudian RS Kaliwates sudah penuh, terakhir di RS Bina Sehat dan bisa dirujuk ke sana. Saya menghubungi lewat telepon duduk yang ada di puskesmas,” katanya.

Saat sedang berkomunikasi dengan nenek pasien dan mencari rumah sakit rujukan. Kakak pasien yang notabene diduga pelaku penganiayaan, katanya, marah-marah dan minta agar pasien segera ditangani.

“Saya jelaskan kita masih mencari rumah sakit rujukan, tapi marah-marah. Akhirnya diputuskan kita bawa ke RS Bina Sehat, kita antar pakai mobil ambulans. Saat perjalanan ke rumah sakit, kondisi fisik pasien menurun. Akhirnya saya bilang ke sopir ambulans untuk berhenti di Puskesmas Mangli. Di sana korban dinyatakan meninggal,” ucapnya.

“Saat itu saya koordinasi dengan Dokter Puskesmas Ajung menyampaikan kondisi pasien. Saat masih telponan saya ditendang kakak pasien itu. Tidak saya lawan, saya pun bilang ke nenek pasien untuk jenazah diantar kemana. Dibilang jika diantar ke rumah duka. Akhirnya kita antar,” sambungnya menjelaskan.

Saat sampai di rumah duka pasien, Frans menceritakan, tindakan penganiayaan kembali dialami olehnya.

“Saat saya masih menurunkan jenazah dari mobil ambulans dibantu sopir. Saya dimaki-maki dan ada ucapan kotor, saya juga ditonjok (dipukul) dibagian dada. Rusuk sebelah kanan saya juga ditendang,” ucapnya.

Frans dituding oleh kakak pasien, tidak becus menangani perawatan adiknya sehingga menyebabkan sampai meninggal.

“Bahkan tendangan itu, juga masih membekas di baju APD saya. Karena kan saya posisi juga masih pakai baju APD sesuai prosedur. Tapi bukan APD untuk penanganan kasus covid, hanya seragam biasa,” ujarnya.

Karena tindakan dugaan penganiayaan yang dialami, Frans kemudian didampingi pengurus Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jember, membuat laporan ke Mapolsek Ajung. Frans melaporkan tindakan penganiayaan yang dialami.

Terkait hal ini, Kapolsek Ajung, Polres Jember, Iptu Agus Idham Khalid membenarkan tentang adanya dugaan tindak penganiayaan yang dialami seorang perawat di Puskesmas Ajung itu.

“Untuk hal itu, hari ini kami panggil (korban dan terduga pelaku) ke Mapolsek Ajung. Benar memang ada laporan soal dugaan tindakan penganiayaan,” kata Idham saat dikonfirmasi di Mapolsek Ajung.

Ditanya identitas terduga pelaku, dan kronologi terkait tindakan dugaan penganiayaan yang dialami perawat itu, Idham masih enggan menjelaskan detail.

“Untuk lebih jelasnya, masih kami panggil ini. Nanti kami juga masih koordinasi dengan Reskrim. Mohin waktu nanti perkembangan saya sampaikan. Korban (perawat) sudah melakukan proses visum,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Aris