Peristiwa

Pengebom Kantor Polisi di Bandung Jebolan JAD, Ini Kata Eks Kombatan dan Pengamat Teroris

LAMONGAN, FaktualNews.co-Bom meledak di Mapolsek Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat pada pukul 08.20 WIB. Pelaku bom bunuh diri menerobos barisan polisi saat apel pagi, hingga menyebabkan 10 orang anggota polisi menderita luka dan satu orang warga sipil, Rabu (7/12/2022) kemarin.

Pelaku Lone Wolf jebolan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang baru keluar dari lapas Nusakambangan bernama Agus Sujatno alias Abu Muslim bin Wahid berusia 34 tahun membawa 2 bom di dalam ransel yang menyebabkan tubuhnya hancur dan kaki terpisah dari badannya.

“Ia dari JAD. Tapi dia sudah memisahkan diri. Dari daya ledakannya ia bisa meracik (peledak) tapi tidak bisa merakit (bom),” kata Ustad Ali Fauzi, eks Kombatan Teroris, Kamis (8/12/2022).

Di motor bebek warna biru bernopol AD 5055 NS milik pelaku ditemukan beberapa lembar kertas dari terduga pelaku yang bertuliskan protes terhadap pengesahan KUHP dan stiker lambang ISIS. “Pelaku mengungkapkan bom jenis TATP,” ujar Manzi panggilan akrab Ali Fauzi.

Manzi menambah, sebelumnya pelaku menjabat Qoriyah di struktur JAD Bandung Selatan, sudah melakukan survey Amaliyah dengan sasaran Polres dan Polda. “Hanya biaya 2 juta, biaya pelaku untuk merakit bom jenis TATP,” tutur adik Amrozi teroris bom Bali 1 tersebut.

Pelaku mendapat ilmu merakit bom dari kajian Abu Salam yang masih saudara pelaku sejak Oktober sampai Desember 2017 di Bandung Selatan.

Sementara itu, bom yang diledakkan di kantor Polisi Bandung tersebut, menurut Pengamat Teroris, Harits Abu Ulya mengatakan, pelaku yang juga tersangka kasus bom Cicendo, Jawa Barat tersebut, keluar dari JAD yang berubah bermetamorfosis menjadi kelompok kegiatan kemanusiaan.

Hal tersebut yang menyebabkan pelaku menjadi Lone Wolf dalam melakukan aksi teror. “Sisa-sisa Isister yang kehilangan arah, hingga gagal proses reintegrasi paska, yang baru keluar dari penjara,” terang Harits. Direktur The Community of Ideological Islamict Analyst (CIIA).

Untuk diketahui. Keseharian pelaku bekerja sebagai buruh lepas, dan untuk mencukupi kehidupan sehari-hari dengan berjualan mie gacuan di parkiran Banjarsari, pelaku kelahiran Garut tinggal di kos-kosan daerah Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal, Bandung, Jawa Barat.