KEDIRI, FaktualNews.co-Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana kembali menyalurkan bisyaroh atau insentif bagi ribuan guru ngaji di Kabupaten Kediri. Berbeda dengan tahun sebelumnya, mulai 2022 ini guru ngaji penerima insentif sekaligus tercover BPJS Ketenagakerjaan.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri Mokhamat Muhsin menyampaikan, jumlah penerima insentif pada tahun 2022 ini sebanyak 7500 guru dengan rincian 6.665 guru muslim, 835 non muslim.
Jumlah penerima tahun 2022 ini bertambah dari tahun sebelumnya, dimana tahun 2021 penerima sebanyak 7.148 guru. Penambahan jumlah penerima insentif itu sebagaimana arahan bupati untuk terus mendata guru-guru ngaji yang sebelumnya belum tercover.
“Selain jumlah penerima yang bertambah, guru ini juga mendapatkan jaminan sosial ketenagakerjaan,” kata Muhsin ditemui saat pendistribusian insentif di Pendopo Kecamatan Ringinrejo, Selasa (27/12/2022).
Dengan tercover BPJS Ketenagakerjaan tersebut, guru ngaji akan mendapatkan banyak manfaat karena mendapat perlindungan sosial diantaranya jaminan kecelakaan kerja maupun jaminan kematian.
Manfaat itu tak hanya bagi guru ngaji melainkan juga keluarga. Bagi guru ngaji yang tercatat sebagai penerima insentif dan meninggal pada bulan Oktober-Desember 2022, ahli waris diminta untuk melaporkan untuk mendapatkan santunan dari BPJS Ketenagakerjaan.
“Untuk guru ngaji yang meninggal, anaknya akan mendapatkan beasiswa sekolah, sedang suami atau istri akan mendapat pelatihan kewirausahaan,” ungkap Muhsin.
Setelah penyaluran Pendataan kembali untuk guru ngaji yang akan mendapatkan insentif pada 2022
Penyaluran insentif bagi guru-guru Madin, TPQ dan TPA di Kabupaten Kediri dilakukan mulai 22-29 Desember 2022. Proses penyaluran inaentif didampingi Lembaga Pendamping Program Pesantren, Madin dan TPQ atau TPA (LP3MT) Kabupaten Kediri.
Setelah penyaluran insentif tahun 2022 ini selesai, menurut Muhsin akan dilakukan update data untuk penyaluran 2023 mendatang. Update data akan dimulai akhir Januari 2023, adapun anggaran sementara yang telah dialokasikan untuk insentif sebesar Rp9 miliar.
H.M. Kazul Fikri dari LP3MT Kabupaten Kediri ditemui di lokasi menyampaikan, penyaluran bisyaroh pada 2022 diberikan sekaligus di bulan Desember. Adapun untuk tahun 2023 mendatang, pihaknya berharap supaya penyaluran bisa dilakukan dalam tiap triwulan sekali.
“Kita juga upayakan kuota penerima bisa bertambah keseluruhan guru Madin, di data kami ada sekitar 15.000 guru, sedangkan kuota penerima saat ini 7.500 guru,” tuturnya.
Gus Fikri sapaan akrabnya mengapresiasi dengan adanya jaminan ketenagakerjaan bagi guru ngaji. Terlebih iuran BPJS Ketenagakerjaan itu tidak dipotongkan dari insentif yang diterima para guru ngaji.
Guru ngaji penerima insentif tetap mendapatkan haknya penuh sebesar Rp 1,2 juta atau Rp100 ribu tiap bulan yang dikirim ke rekening masing-masing penerima. Bagi guru ngaji yang tercatat sebagai penerima baru, buku rekening dilakukan saat penyerahan dilakukan.
“Sama sekali tidak memotong hak-hak mereka, (iuran BPJS Ketenagakerjaan) ada anggarannya sendiri,” ucapnya.
Pemberian bisyaroh atau pemberian insentif bagi guru ngaji atau guru agama non formal ini merupakan program Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana sejak tahun 2021. Pemberian insentif itu, menjadi komitmen bupati yang akrab disapa Mas Dhito itu dalam memperhatikan kesejahteraan nasib mereka yang telah mendidik moral generasi-generasi penerus bangsa.