Jatah Tidak Merata, Ratusan Petambak di Lamongan Serbu Gudang Penyangga Pupuk
LAMONGAN, FaktualNews.co– Gudang penyangga pupuk di Jalan Jaksa Agung Suprapto diserbu ratusan petambak dari 6 kecamatan di Lamongan, Jumat (13/1/2023). Kedatangan mereka ingin membeli pupuk bersubsidi dengan cara paksa. Namun upaya tersebut tidak berhasil, dan tampak personel Polres Lamongan dan sejumlah anggota Kodim 0812/Lamongan berjaga di lokasi.
Hal tersebut mereka lakukan karena sejak tebar ikan hingga 3 bulan ini belum dipupuk akibat tidak ada jatah pupuk bagi petambak. Padahal, budidaya ikan tambak ini bisa besar atau berkembang tergantung pemupukan. Akibatnya, ikan yang mereka pelihara tidak bisa besar alias kerdil.
Ratusan petambak tetap bertahan di pelataran gudang penyangga pupuk, meski pihak penanggungjawab gudang tidak merespons apa yang dikehendaki para petambak. “Kami petambak di 6 kecamatan ini tidak bisa memupuk lahan tambak, karena tidak ada pupuk. Distributor yang ada juga tidak menyalurkan pupuk bersubsidi, ” ungkap perwakilan petambak, Zakaria asal Turi.
Langkah yang mereka tempuh ini, menurut Zakaria, karena sudah terdesak tidak bisa mengelola ikan tambak akibat pupuk subsidi langka. “Jadi kami petambak tidak mendapat jatah pupuk bersubsidi. Terus bagaimana bisa membesarkannya,” ungkap Zakaria.
Senada dengan Zakaria, Ketua Gapoktan Lokrejo Kecamatan Kalitengah, Senipan (56) menambahkan, karena tidak dipupuk, mustahil bisa membesarkan ikan. “Kalau tidak dipupuk, ya tidak bisa besar, ” gerutu Sanipan.
Ia juga meminta, keluhan petambak Lamongan ini biasa disampaikan langsung ke Presiden RI, Joko Widodo.
Hingga hampir 3 jam bertahan, para petambak akhirnya ditemui staf pengelola gudang pupuk Viky Septiana, Kepala Gudang Penyangga Sugianto dan staf penjualan Kurniawan. Ketiganya mengatakan, bahwa mereka tidak bisa mengabulkan permintaan petambak yang datang ke gudang penyangga pupuk.
“Meski satu sak kami tidak berani, karena pendistribusiannya sudah ada aturannya,” kata Kepala Gudang Penyangga Pupuk di Lamongan, Sugianto.
Sementara, staf pengelola gudang pupuk Viky Septiana menambahkan, ia bertanggung jawab dengan pola pendistribusian pupuk sesuai dengan SK yang sudah tercantum. “Harus melalui distributor. Jadi tidak bisa kemudian membeli di gudang,” katanya.
Sedangkan staf penjualan Pupuk Indonesia di Lamongan, Kurniawan memastikan, jika petambak sudah tidak mendapat jatah pupuk bersubsidi. “Dua tahun ini memang tidak ada jatah pupuk bersubsidi bagi petambak,” tandasnya.
Meski tidak ada titik temu, Kurniawan mencoba menyelesaikan meski sementara, yakni koordinasi dengan Sekkab dan pihak atasan (Pupuk Indonesia).
Disepakati, perwakilan petambak akan dipertemukan dengan Sekkab Lamongan Moh Nalikan. Yang kemudian berkoordinasi dengan pihak Pupuk Indonesia. Jawaban yang disampaikan Kurniawan dan Viky bisa diterima petambak, dan mereka kembali ke rumah masing-masing.
Sebelum meninggalkan lokasi, petambak menyampaikan, jika sampai pada Selasa pekan depan tidak ada solusi yang menguntungkan petambak, mereka akan datang dengan jumlah massa yang lebih banyak lagi.
“Jika tidak ada penyelesaian, kami akan datang dengan massa lebih banyak. Selasa depan harus ada jawaban,” tandas Zakaria.