Kuliner

Ternyata Ini yang Membedakan Sate Kopok Ponorogo dengan Sate Ayam Lainnya

PONOROGO, FaktualNews.co-Ketika mengunjungi Ponorogo, mungkin terlintas kuliner sate ayam Ponorogo. Namun selain itu, Bumi Reog mempunyai kuliner sate lainnya, yakni sate blendet atau dikenal dengan nama sate kopok.

Pedagang sate kopok banyak ditemukan di Ponorogo bagian selatan, tepatnya di Kecamatan Balong, Ponorogo. Salah satu warung yang terkenal adalah sate kopok cabang Mbok Tingah yang berada di timur perempatan Pasar Balong.

Sate kopok biasanya dipadukan dengan bumbu tahu. Ketika pesan menu lengkap, yang datang adalah sate berbahan dasar daging ayam yang dibakar dan ada bumbu tahu. Bedanya dengan sate ayam Ponorogo pada bumbu sambal yang ditaburkan.

Pada sate kopok ada penambahan bumbu rempah berwarna kuning. Istilah Kopok sendiri diambil dari bumbu warna kuning serta kental mirip dengan kotoran di dalam kuping.

Meski namanya cukup ekstrim, sensasi rasa dan aromanya dijamin membuat ketagihan karena memiliki rasa gurih dan sedikit manis. Bumbu sate kopok sendiri terbuat dari rempah rempah seperti bawang merah, bawang putih, kemiri, santan, dan kunyit.

“Kalau ditanya sejak kapan, Mbah mertua saya yang pertama jualan. Saya meneruskan ibu mertua. Ibu mertua dari tahun 1965,” ujar salah satu penjual sate kopok, Endang Retnowati.

Dia mengaku belajar membuat sate kopok sejak menikah. Pembuatannya sama dengan sate ayam pada umumnya.

Bedanya, sate kopok dibakar terlebih dahulu di rumah sebelum diantar ke lapak jualan. Untuk sate ayam Ponorogo sate dibakar sesaat sebelum dihidangkan ke pembeli.

Selain bumbunya yang berbeda, sate kopok tidak berpasangan dengan lontong melainkan dengan nasi dan bumbu tahu kecap yang pedas gurih. Selintas tampilannya mirip sate Padang. Dagingnya empuk dengan balutan kuah kental yang gurih.

Sementara nasi yang diberi topping tahu goreng, irisan kol, tauge dan seledri cincang. Disiram bumbu kecap kacang.Jadi seperti makan 2 hidangan sekaligus. Saat dimakan bersamaan, keduanya memiliki perpaduan yang pas.

Gurihnya sate ditambah manis pedas bumbu tahu semakin menggoyang lidah. “Saya buka jam 4 sore. Kalau tidak hujan biasanya ludes sebelum magrib. Kalau hujan gitu isya baru tutup,” pungkasnya.

Share
Penulis