LUMAJANG, FaktualNews.co-Gegara ngeprank bila tersesat di Gunung Lamongan di Lumajang beberapa waktu lalu, enam pendaki diberi sanksi sosial. Mereka harus membersihkan sampah selama yang berada di sungai belakang kantor BPBD Lumajang selama dua hari.
“Mereka membersihkan sampah mulai jam 9 hingga 11 siang selama 2 hari,” kata Kalaksa BPBD Lumajang Patria Dwi Hastiadi seperti dilansir detikJatim, Rabu (1/2/2023).
Dia mengharapkan sanksi sosial ini membuat para mahasiswa ini lebih bertanggung jawab, lebih bijaksana dalam bersikap dan belajar etika.
“Yang jelas saya mengharapkan generasi muda ini lebih bertanggung jawab, lebih bijaksana dalam bersikap dan lebih tahu etika,” tegasnya.
Sanksi sosial tersebut, jelas dia, didukung orangtua masing-masing para pendaki. Bahkan saat berada di kantor BPBD Lumajang hingga menunggu anak-anaknya turun dari Gunung Lamongan, para orang tua pendaki juga bersama petugas.
“Sanksi ini sepengetahuan orang tua mereka. Bahkan saat kita klarifikasi juga didampingi orang tuanya,” tambahnya.
Menurut dia, keenam pendaki muda ini mengaku sengaja membuat video itu agar teman-temannya yang tidak ikut mendaki, tidak panik.
“Mereka kita panggil membuat klarifikasi, didampingi orangtuanya juga. Alasan video itu karena teman-temannya tidak panik. Tapi apa pun itu, kan tidak boleh,” tandasnya.
Meski di video yang beredar mereka mengatakan tidak hilang, namun mereka sudah keluar dari jalur utama pendakian.
Sebelumnya, enam pendaki tersesat di Gunung Lamongan, Klakah, Lumajang. Namun, kabar yang beredar viral di medsos menyebut para pendaki tersebut nge-prank petugas SAR.
Sebuah video berdurasi 8 detik menggambarkan aktivitas para pendaki yang tersesat tersebut. Sayangnya, di video itu terdengar kalimat tak pantas dari para pendaki. Mereka mengaku hanya berkemah, bukan hilang.
“Ini niatnya camping 2 hari, masak-masak. Kok dibilang hilang, ndak jelas,” kata salah satu pendaki laki-laki di video yang dilihat detikJatim, Minggu (29/1/2023).
Dilansir dari detikJatim, Pusat Pengendali BPBD Lumajang Kustari membenarkan soal enam orang yang tersesat di Gunung Lamongan. Keenam orang itu berstatus mahasiswa, terdiri dari empat laki-laki dan dua perempuan.
“Mereka naik Gunung Lamongan mulai pukul 17.00 WIB, Kamis (26/1) melalui Pos Mbah Citro,” jelas Kustari.
Namun pada pukul 01.00 WIB, Jumat (27/1/2023) salah satu rombongan mengabarkan temannya melalui WhatsApp jika mereka tersesat dan tidak menemukan jalan pulang. Atas laporan tersebut, temannya yang tidak ikut mendaki mendatangi kantor BPBD Lumajang pagi harinya sekitar pukul 09.00 WIB.
“Ada informasi pendaki kontak temannya, kalau tidak bisa pulang. Mereka mengaku tersesat,” sebutnya.
Dalam pengakuan ke temannya, tambah Kustari, rombongan tidak menemukan jalan dan memilih ngecamp. Mendapat laporan tersebut, tim SAR yang berjumlah lebih 10 orang bergerak cepat sekitar pukul 10.00 WIB. Dan mencari di 2 titik. Yakni Watu Gede dan arah Watu Guci. Dua lokasi itu berjarak sekitar 4 Km.
Berikut nama-nama pendaki yang disebut tersesat di Gunung Lamongan tersebut:
1. Diaz asal Tompokersan
2. Alfan asal Purworejo
3. Elisa asal Labruk
4. Chein asal Kutorenon
5. Brian asal Suwandak
6. Miftah asal Yosowilangun.