FaktualNews.co

Kementrian PUPR Apresiasi Pengelolaan Sampah di Rest Area Memanfaatkan BSF

Nasional     Dibaca : 581 kali Penulis:
Kementrian PUPR Apresiasi Pengelolaan Sampah di Rest Area Memanfaatkan BSF
kompas.com
Kementerian PUPR mengapresiasi peluncuran fasilitas pengolahan sampah/limbah organik dengan teknologi Biokonversi yang memanfaatkan Lalat Tentara Hitam/Black Soldier Fly (BSF) di Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) Tol Cibubur (Istimewa)

JAKARTA, FaktualNews.co – Peluncuran fasilitas pengelolaan sampah/limbah organik dengan teknologi Biokonversi yang memanfaatkan lalat tentara hitam, Black Soldier Fly (BSF) di rest area Tol Jagorawi KM 10 diapresiasi oleh Kementrian PUPR.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah dalam sambutannya mewakili Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pada acara Peluncuran Fasilitas Biokonversi Pengolahan Sampah Organik hasil kerja sama Yayasan Korindo dan Yayasan Forest For Life Indonesia (FFLI) di Rest Area Cibubur, Rabu (1/2/2023).

“Kami berharap akan semakin banyak fasilitas-fasilitas seperti ini dibangun baik di rest area maupun lokasi lain,” ujar Zainal Fatah dikutip dari laman Kementerian PUPR.

Sebagai salah satu bentuk tanggung jawab para pengelola rest area, menurut dia sudah sepantasnya Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) memiliki fasilitas pengolahan sampah seperti ini.

“Jangan lagi memindahkan masalah sampah organik ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) jika dapat diselesaikan di tempat masing-masing sumber sampah,” tandasnya.

Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti menambahkan, metode biokonversi serupa juga telah diterapkan pada Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R) yang dibangun Kementerian PUPR. “Ada 12 tempat, di antaranya di Borobudur dan di Parung Bogor,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua FFLI Hadi Pasaribu menjelaskan, metode Biokonversi dengan menggunakan Lalat Tentara Hitam relatif aman bagi lingkungan. Pada metode ini, larva Lalat Tentara Hitam akan mengurai sampah organik yang dihasilkan oleh aktivitas manusia.

“Setelah optimal mengurai sampah organik, larva-larva tersebut bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak, seperti ayam atau ikan karena kaya akan asam amino dan protein. Proses inilah yang pada akhirnya membentuk ekonomi sirkuler, di mana prospek ekonomi baru terjadi,” terangnya.

Sekretaris Jenderal Yayasan Korindo Seo Jeongsik mengatakan, selain bermanfaat bagi lingkungan, fasilitas ini diharapkan bisa menciptakan peluang ekonomi baru.

“Hal ini dikarenakan, Yayasan Korindo akan mengembalikan keuntungan yang muncul dari proyek ini untuk program-program pengembangan masyarakat dan lingkungan,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Alfan Imroni
Sumber
kompas.com