JEMBER, FaktualNews.co-Kurang lebih 70 guru dari semua SMA/SMK negeri ataupun swasta di Kabupaten Jember mengikuti kegiatan diklat Public Speaking dan Jurnalistik di aula Kantor Bakorwil V Jember Jalan Kalimantan, Kecamatan Sumbersari.
Dalam kegiatan diklat tersebut, puluhan guru tersebut belajar dan memahami seperti apa profesi dari seorang jurnalistik atau akrab juga disebut wartawan.
Ada 3 materi yang disampaikan secara satu persatu oleh pemateri yang notabene juga adalah seorang wartawan senior di Jember. Diantaranya Winarno (owner dari BondowosoNetwork.com), Yakub Mulyono (Kontributor detik.com), dan Hamka Agung Balya (Wartawan Antara TV).
Para pemateri itu menjelaskan soal bagaimana menyikapi wartawan yang kredibel dan membedakan dengan wartawan abal-abal.
Belajar tentang bagaimana menulis sebuah berita atau informasi berkaitan dengan kehumasan, dan terakhir adalah bagaimana belajar tentang pengambilan dokumentasi foto ataupun video yang memiliki nilai berita atau layak informasi.
“Kegiatan ini sangat penting, karena terkadang sekolah maupun guru sering berhadapan dengan wartawan,” kata Ketua PWI Kabupaten Jember Sugeng Prayitno saat dikonfirmasi disela kegiatan, Selasa (7/2/2023).
Kata Sugeng, jurnalistik atau wartawan jika sudah resmi tergabung dalam organisasi yang diakui oleh Dewan Pers. Diantaranya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Pewarta Foto Indonesia (PFI).
Maka kredebilitas dari wartawan tersebut, sudah tidak perlu diragukan lagi. “Karena rata-rata mereka sudah bersertifikasi semua. Serta terikat dengan kode etik jurnalistik dalam menjalankan tugas profesinya sebagai wartawan,” katanya.
“Sehingga lewat kegiatan diklat ini, diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan bagi guru-guru, terutama yang bergerak di bidang kehumasan di lingkungan sekolah,” sambungnya.
Diakui juga oleh pria yang menjabat sebagai Ketua PWI Jember periode 2022-2025 itu, keberadaan wartawan abal-abal dinilai memang sangat meresahkan, termasuk yang datang ke beberapa sekolah.
“Dari itu, kami berinisiatif dengan kolaborasi dinas pendidikan, memberikan wawasan ke pihak guru-guru, bagaimana menghadapi wartawan yang profesional atau yang selayaknya dapat dilayani saat melakukan tugas profesinya,” ujar Sugeng.
“Tidak perlu takut dan kita bisa kolaborasi untuk menyikapi dan menghadapi wartawan yang datang ke sekolah,” imbuhnya.
Dalam kegiatan ini, PWI Jember juga berkolaborasi dengan Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.
Menurut Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Jember, Mahrus Syamsul mengatakan adanya edukasi soal jurnalistik diharapkan memberikan manfaat yang baik bagi lingkungan pendidikan SMA/SMK di Jember.
“Selain pendidikan dan latihan soal Jurnalistik, semua peserta dari perwakilan bapak/ibu guru. Nanti dapat sertifikat dan tiga orang pemenang lomba jurnalistik akan mendapat apresiasi dan penghargaan,” ujar Mahrus.
Dengan mengikuti diklat ini, para guru mendapat pengetahuan serta mengerti bagaimana tugas dan fungsi wartawan.
“Mereka akan lebih mengerti dan memahami tugas jurnalistik. Mereka juga bisa mengedukasi guru yang lain, bagaimana menghadapi wartawan,” tandasnya.
Sementara itu, menurut salah seorang peserta diklat Ery Hidayanti. Profesi wartawan sebenarnya memberikan manfaat yang baik bagi khalayak banyak.
“Ternyata wartawan itu profesi yang benar-benar profesional. Tidak seperti yang selalu dibayangkan dan datang ke sekolah,” kata perempuan yang juga guru di SMKN 6 Jember ini.
Ery bahkan juga membagikan pengalaman, saat pernah menghadapi wartawan yang dinilai abal-abal.
“Saya pernah didatangi orang yang ngaku wartawan, pakai sarung dan warna rambutnya merah separuh. Mau diwawancara saja malas,” ungkapnya.
“Tapi setelah ikut kegiatan PWI Jember, wartawannya ganteng-ganteng dan bersih. Memberikan paparan dan informasi juga enak penyampaiannya. Jadi paradigma wartawan yang awal menakutkan. Setelah tahu wartawannya, tidak semenakutkan gitu. Sangat bermanfaat kegiatan ini,” sambungnya.