Keberangkatan Nunggu 60 Tahun, Puluhan CJH Datangi Kantor Kemenag Situbondo
SITUBONDO, FaktualNews.co – Puluhan Calon Jamaah Haji (CJH) asal Kabupaten Situbondo mendatangi layanan haji dan umrah di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Situbondo. Mereka mempertanyakan estimasi keberangkatan hajinya yang diketahui harus menunggu selama 60 tahun.
Puluhan Calon Jamaah Haji (CJH) ini mendaftar tahun 2019 lalu dan diprediksi akan berangkat pada tahun 2028. Namun, setelah di cek melalui sistem di Kementerian Agama, ternyata sejumlah Calon Jamaah Haji (CJH) tersebut akan diberangkatkan pada tahun 2079 mendatang.
Samsuri (54), salah seorang CJH asal Kelurahan Ardirejo, Kecamatan Panji, Situbondo mengatakan, pihaknya sengaja mendatangi Kantor Kemenag Situbondo untuk mempertanyakan keberangkatan haji dirinya bersama keluarga.
“Sebab, saat dicek melalui sistem Kemenag, saya dan istri harus menunggu 60 tahun untuk berangkat haji. Padahal, saat ini, saya dan istri sudah berusia 54 tahun,” ujar Samsuri, Senin (20/2/2023).
Menurut dia, meski ada perubahan jadwal dengan sistem Kementrian Agama, dirinya tidak pernah mendapat sosialisasi, terkait estimasi keberangkatan haji tersebut. “Saya kaget saat mengetahui di sistem itu, antrenya sampai 60 tahun. Sehingga saya harus naik haji di usia 114 tahun. Itu kan tidak masuk akal,” bebernya.
Samsuri menegaskan, pada saat mendaftar, dirinya mendapat penjelasan antrean sampai dengan 10 tahun. Namun karena istrinya mendaftar di tahun 2011, maka jadwal keberangkatannya di Tahun 2022 dan akibat pandemi Covid-19, ditunda selama dua tahun.
“Tapi karena ada pengurangan kuota, maka istri saya harus menunggu tiga tahun dan berangkat di tahun 2025. Faktanya diestimasi keberangkatan di Kemenag itu baru berangkat di tahun 2028, ini tidak sesuai dengan niatan kemarin,” jelasnya.
Sementara itu, Kasi Haji dan Umroh Kemenag Situbondo Adi Ariyanto mengatakan, jadwal keberangkatan di sistem komputerisasi haji terpadu sudah valid. Namun saat ini ada fenomena di masyarakat keberangkatan haji mundur, karena informasi yang dipakai patokan kuota terakhir.
“Kuota terakhir 2022 lalu yang diberangkatkan, itu 46 persen dari kuota secara umum. Misalnya 100 ribu, yang diberangkatkan 200 orang,” kata Adi saat ditemui di kantornya.
Menurut dia, jika mendaftar pada Tahun 2030 dengan estimasi tujuh tahun, maka estimasinya 14 hingga 20 tahun ke belakang karena kuotanya memakai 100 ribu.
“Kapan estimasi kembali normal, jika kuotanya kembali lagi. Di Tahun 2023 ini memakai kuota 221 ribu kuota se- Indonesia, maka secara otomatis akan kembali,”katanya.
Lebih jauh Adi menjelaskan, ada fenomena menarik setelah adanya informasi kenaikan biaya haji. Saat ini, banyak masyarakat yang menarik kembali uangnya, dengan naiknya ongkos haji tersebut.
“Saya kaget dalam waktu satu hari ada sembilan jamaah yang menarik biaya pendaftaran awal setoran haji. Ini rekor tertinggi di Situbondo,” pungkasnya.