74 CJH Situbondo Kompak Tarik Uang Setoran ONH, Ini Alasannya
SITUBONDO, FaktualNews.co-Sebanyak 74 calon jamaah haji (CJH) asal Kabupaten Situbondo kompak menarik uang setorannya. Hal ini dampak kebijakan pemerintah yang menaikan ongkos naik haji (ONH), untuk musim haji Tahun 2023.
Para CJH yang menarik kembali uang ONH di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Situbondo, sebagian besar mengaku akan mengalihkan ONH tersebut, untuk melaksanakan ibadah umrah bersama keluarganya.
“Saya terpaksa menarik uang ONH di Kantor Kemenag Situbondo, selain ONH naik pada musim tahun 2023, namun pemberangkatan saya dan istri juga tidak jelas. Makanya, saya menarik kembali uang ONH tersebut,” ujar CJH Situbondo, yang tidak mau disebutkan namanya, Selasa (21/2/2023).
Menurut dia, karena kenaikan ONH untuk musim haji tahun 2023 sangat memberatkan, sehingga pihaknya terpaksa membatalkan untuk naik haji, dengan cara menarik uang ONH tersebut di Kantor Kemenag Situbondo.
“Uang setoran ONH yang ditarik, saya alihkan untuk menjalankan ibadah umrah bersama keluarga, karena saya tidak sanggup untuk melunasi ONH untuk musim haji tahun 2023,” bebernya.
Sementara itu, M Ali, salah seorang staf layanan haji dan umrah Kantor Kemenag Situbondo mengatakan, total sebanyak 74 CJH Situbondo, yang memilih untuk mengundurkan diri untuk melaksanakan ibadah haji sejak Januari 2023 hingga sekarang.
“Rata-rata CJH Situbondo yang membatalkan itu, disebabkan karena faktor keterbatasan ekonomi,” ujar M Ali.
Menurutnya, pada Januari 2023 ada 38 orang CJH yang sudah mengundurkan diri untuk berangkat haji. Sedangkan per tanggal 20 Februari, ada 36 CJH yang membatalkan diri untuk menunaikan ibadah haji.
“Sejumlah CJH itu sudah mendaftar haji pada tahun lalu. ada yang sudah mendaftar sejak tahun 2013, ada juga tahun 2014 hingga tahun 2019,” katanya.
Menurut dia, alasan para CJH itu memilih untuk membatalkan untuk menunaikan ibadah haji bukan tanpa sebab. Mereka justru kesulitan ekonomi untuk meneruskan niatnya berangkat haji.
“Rata-rata para calon jemaah yang membatalkan haji pemicunya ekonomi. Seperti sudah tidak ada biaya lagi untuk melunasi biaya haji. Ada juga yang mengatakan kepada petugas, kalau biaya pendaftaran haji itu kalau sudah cair digunakan untuk membayar hutang,” kata M Ali.
Lebih jauh Ali menjelaskan, ada calon jemaah haji yang sudah menjalankan ibadah umroh. Sehingga mereka memilih membatalkan diri untuk menunaikan ibadah haji.
“Iya ada jamaah yang sudah menunggu lama tapi belum berangkat haji akhirnya memutuskan untuk umrah. Maka rencana untuk haji pun dibatalkan. Selain itu juga ada pihak keluarga yang membatalkan orang tuanya berangkat haji karena sudah meninggal,” imbuhnya.
Menurut Ali, tahun ini jumlah jemaah haji yang mengundurkan diri cukup besar. Jika dibandingkan pada tahun sebelumnya maksimal hanya dua orang, justru tahun 2023 ini tembus sembilan orang per hari. Kedepan diperkirakan akan calon jemaah haji yang mengundurkan diri.
“Kita masih melakukan pemantauan kedepan. Apakah ada calon jemaah haji yang memilih untuk mengundurkan diri,” lanjutnya.
Ali mengaku, sah-sah saja apabila para calon jemaah haji ingin mengundurkan diri. Sebab itu menjadi hak mereka apabila tidak ingin menunaikan ibadah wajib ke tanah suci Mekkah.
“Ibadah haji ini kan wajib bagi mereka yang mampu. Mampu secara materi dan kesehatan. Tapi kalau mereka memilih mereka mengundurkan diri karena faktor ekonomi, kami pun tidak bisa menghalangi keinginan dari pada calon jamaah tersebut,” ungkapnya.
Ali membantah, dari jumlah total sebanyak 74 calon jamaah haji itu mengundurkan diri karena biaya haji yang mahal. Hingga saat ini Kemenag belum menerima pengunduran diri dari para jemaah karena biaya haji yang mahal.
“Mereka yang membatalkan untuk haji rata-rata akan berangkat tahun ini. Artinya dengan ditetapkan biaya haji yang mencapai Rp 49 juta pada beberapa pekan lalu itu, tidak ada keluhan dari calon jemaah,” pungkasnya.