JOMBANG, FaktualNews.co – Pesta Kenduri Durian Wonosalam yang bakal digelar Pemkab Jombang pada tanggal 5 Maret 2023 dan menelan anggaran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sekitar Rp 301 juta, dikeluhkan para petani yang merintis kenduri durian Wonosalam.
Betapa tidak, pesta Kenduri Durian yang digelar pada tahun-tahun sebelumnya diduga bukan Durian asli Wonosalam. Mereka khawatir pesta Kenduri Durian tahun 2023 terjadi hal yang sama. Oleh karena itu, para petani Wonosalam ingin durian yang digunakan kenduri, hasil petani Wonosalam.
Seperti yang dilansir oleh KabarJombang.com, para petani yang merintis Kenduri Durian sejak awal tahun 2012 banyak yang kecewa. Pasalnya, mereka tidak dilibatkan. Semua diambil alih panitia Pemerintah Kabupaten Jombang.
Selain itu, durian yang dibuat pesta bukan durian asli Wonosalam. Untuk mengobati rasa kekecewaannya, para petani akan menggelar bazar durian asli hasil petani Wonosalam dengan biaya swadaya.
Salah satu petani Wonosalam, S.W mengatakan, pesta kenduri durian Wonosalam diadakan sejak tahun 2012 yang awalnya diselenggarakan para petani Wonosalam. Seiring dengan waktu kegiatan tersebut bertambah besar dan dilirik Pemkab Jombang dengan dibiayai APBD. Dari disitulah mulai muncul para petani perintis kegiatan kenduri durian Wonosalam mulai tidak dilibatkan. Kalau adapun hanya beberapa orang saja.
“Untuk panitianya saat ini orang-orang dinas terkait yang dilibatkan. Tahun kemarin durian yang digunakan tidak semuanya durian asli Wonosalam melainkan diambil dari luar Wonosalam,” ujar S.W.
“Kalau durian dengan harga Rp 80 ribu itu sudah mendapat durian yang besar berat kisaran 4 sampai 5 kg. Karena itu, untuk mengobati rasa kecewa para petani perintis Kenduri Durian Wonosalam, akan mengadakan bazar durian hasil panen para petani durian Wonosalam,” imbuh S.W.
Sementara itu, Kepala Desa Galengdowo, Wonosalam, Wartomo mengatakan, sebagai warga Wonosalam yang kebetulan sudah empat kali menangani kegiatan kenduri durian Wonosalam ingin Kenduri Durian kembali ke marwahnya.
“Marwahnya berasal dari Kecamatan Wonosalam itupun dulu awalnya swadaya masyarakat Wonosalam tanpa ada anggaran sepeserpun hingga berkelanjutan tahun demi tahun dan ke even nasional,” kata Wartomo.
Menurutnya, sebagai warga Wonosalam tidak masalah event tersebut dinasionalkan. Tetapi marwah kenduri durian itu, rahimnya dari masyarakat Wonosalam.
“Jangan dilupakan yang jadi sorotan selama ini terkait pengadaan duriannya selama ini. Anggaran yang sangat besar untuk pengadaan durian. Yang menjadi pertanyaan publik itu benar kah durian Wonosalam, ternyata duriannya bukan asli Wonosalam nanti nama Durian Wonosalam dan harganya akan mati dengan sendirinya,” ujarnya.
Terpisah Ketua LSM Forum Rembuk Masyarakat Jombang (FMRJ) Joko Fatah Rochim mengatakan, para petani durian Wonosalam mengeluh kegiatan kenduri durian Wonosalam karena duriannya diambil dari luar Wonosalam.
“Kenapa Pemkab Jombang, melaksanakan di bulan Maret, karena durian Wonosalam sudah menurun. Padahal di bulan Februari ini lagi puncak puncaknya panen durian. Dengan anggaran yang sangat fantatis Rp 301 juta, kami menduga anggaran tersebut buat bancaan oleh oknum oknum yang punya kepentingan. Bisa kita kalikan satu durian di bandrol dengan hari Rp 80 ribu sebuah,” ujar Fatah.
“Lha ini informasinya durian diambilkan dari Trenggalek dengan harga kisaran Rp 25 ribu bisa dibayangkan berapa keuntungan yang didapatkan. Maka dari itu para petani Wonosalam akan merintis bazar durian hasil petani Wonosalam bersama kami dengan biaya swadaya,“ pungkas Fatah.
Terpisah Ketua Badan Kerja Sama Antar Desa (BKAD) Sujiadi, menjelaskan, terkait kenduri durian Wonosalam tersebut mengatakan anggaran dari pesta durian tahun 2023 ini sebesar Rp 301 juta. “Ini belum apa-apa kok sudah ada kabar durian dari luar Wonosalam pengadaanya kan dari E katalog,”ujarnya kepada KabarJombang.com.
Dikatakan, orang Wonosalam sendiri ini rencananya dibagi dengan kepala desa dan yang termasuk punya E – katalog itu yaitu Askom bagian pengadaanya. “Lebih jelasnya langsung tanya Pak Suyit penyedianya CV Brian Horti yang punya pembibitan,” terangnya.
Sedangkan Suyitno pemilik CV Brian Horti mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan Asosiasi Komoditas Wonosalam (Askom) punya lembaga legal dibawahnya ada komunitas petani durian Wonosalam.
“Jadi pengadaanya nanti ya dari petani komunitas petani durian Wonosalam. Berita-berita durian dari luar Wonosalam itu gak benar dari Trenggalek atau dari lainnya,” jelasnya.
Camat Wonosalam, Haris Aminuddin saat dikonfirmasi menolak adanya konflik terkait kenduri durian Wonosalam.
“Kata siapa ada konflik, gak benar, insya Allah nanti teman-teman panitia akan memperdayakan petani dan pedagang se Kecamatan Wonosalam. Panitia bisa menjamin durian asli Wonosalam. Sehingga tidak mungkin semua kebagian dan nanti akan diserahkan pada masing-masing kepala desa,” ujarnya.