FaktualNews.co

Nama Durian Bido Khas Wonosalam Jombang Ada Kaitannya dengan Elang Jawa

Kuliner     Dibaca : 1407 kali Penulis:
Nama Durian Bido Khas Wonosalam Jombang Ada Kaitannya dengan Elang Jawa
detik.com
Warga yang berebut durian di acara KenDuren Wonosalam.

JOMBANG, FaktualNews.co-Durian bido merupakan salah satu varietas durian khas Wonosalam, Jombang yang sudah cukup terkenal. Sedangkan nama baru durian yang sebelumnya bernama kuning manis ini, diberikan pada saat menang dalam kontes pada 2004.

Bupati Jombang saat itu pun mengusulkan sertifikasi pohon induk varietas durian itu ke Kementerian Pertanian. Pohon milik Sutopo di Desa Jarak, Kecamatan Wonosalam itu akhirnya mengantongi sertifikat dari Kementan 2006. Nama varietasnya diubah dari kuning manis jadi bido untuk kepentingan sertifikasi. Sayangnya, pohon durian bido itu ditebang pemilik pada 2008 karena rawan tumbang.

“Di sini dulu pohon durian tempatnya burung hinggap dan bersarang, burung elang. Masyarakat sini bisa menyebutnya burung bido. Dari situlah asal usul nama bido,” ungkap Addib.

Beruntung pensiunan petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) Wonosalam, Mahfud sempat mengembangbiakkan pohon durian bido dari kebun Sutopo sekitar tahun 1986.

Mahfud kala itu menggunakan teknik grafting. Sehingga 2 pohon durian bido masih bisa ditemukan di kebun milik Siswoyo, warga Desa Galengdowo.

Kedua pohon durian itu sudah dicek oleh Balai Pengawasan Sertifikat Benih (BPSB) Jatim. Mereka memastikan keduanya dikembangbiakkan dari pohon durian Bido milik Sutopo. Sehingga tahun 2012, pohon tersebut dikembangkan di Desa Wonosalam dan Sambirejo.

“Terdapat 154 blok pengganda mata tempel (BPMT) yang terdaftar di BPSB. Sehingga kalau mau mengembangkan, ambil di 154 pohon tadi. Sekarang jumlahnya sudah lebih dari 5 ribu pohon,” ujar Addib.

Tokoh Masyarakat Wonosalam Kukuh Irijanto (64), mengamini bido adalah sebutan masyarakat terhadap Elang Jawa. Menurutnya, burung bido sering hinggap di pohon durian besar di Desa Sambirejo. Ia meyakini pohon inilah yang menjadi indukan durian di Wonosalam.

“Induk asalnya di Desa Sambirejo ada sebuah pohon besar, di atasnya ada burung Elang Jawa, warga sini menyebutnya burung bido. Pohon itu menghasilkan buah manis pahit. Selanjutnya pohon itu dikembangkan dengan berbagai teknik dan disebut durian bido,” tandasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Aris
Sumber
detik.com