SITUBONDO, FaktualNews.co – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan Auditorium di Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Desa Sumberejo, Kecamatan Banyuputih, Situbondo, Minggu (12/3) malam.
Selain meresmikan Auditorium di Ponpes Sukorejo, Situbondo, sebagai salah satu pusat keilmuan di Ponpes tersebut. Namun orang nomor satu di Pemprov Jatim juga memaparkan tentang program Nawa Bhakti Setya.
“Ada 9 program Nawa Bhakti Setya, yang ingin kami baktikan untuk Jawa Timur, salah satunya adalah Jatim Berkah. Ini salah satu format Pemprov, untuk mengunduh berkah dengan membangun sinergi dengan Ponpes dengan adanya beasiswa dan perbaikan infrastruktur,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Nawa Bhakti Setya merupakan program kerja Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 9 poin bhakti masyarakat yang meliputi Jatim Sejahtera, Jatim Kerja, Jatim Cerdas dan Sehat, Jatim Akses, Jatim Berkah, Jatim Agro, Jatim Berdaya, Jatim Amanah dan Jatim Harmoni.
Dalam kesempatan peresmian gedung baru Aula Pondok Sukorejo tersebut, Khofifah turut menceritakan salah satu capaian program Nawa Bhakti Setya yang ada di Situbondo.
“Di Situbondo ini ada pelabuhan Jangkar yang dikelola Pemprov, disana terdapat movable bridge yang menjadi sesuatu yang relatif modern dan memberikan dampak positif terhadap public service,” katanya.
Standarisasi Pelabuhan Jangkar Situbondo yang kini berada di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi diakui sebagai ikhtiar pemerintah untuk melayani masyarakat kepulauan.
Movable bridge merupakan teknologi kedirgantaraan berupa jembatan yang mengikuti arus pasang surut air laut. Dengan adanya movable bridge, alur kendaraan dari dermaga ke kapal maupun sebaliknya menjadi jauh lebih mudah dan aman.
Tidak berhenti disitu, terdapat kanopi dan 4 buah kapal baru yang dioperasikan di Pelabuhan Jangkar sebagai bentuk akomodasi kebutuhan transportasi masyarakat, khususnya transportasi laut.
“Ini adalah salah satu ikhtiar kami memuliakan masyarakat kepulauan seperti Madura, Sapudi dan sekitarnya,” ungkap Khofifah.
Sementara, Pengasuh pondok pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Situbondo KHR Ahmad Azaim Ibrahimy mengatakan, pihaknya memgapresiasi dan terima kasih karena selama ini Pemprov Jatim ikut memperhatikan kebutuhan sarana dan prasarana pondok pesantren.
“Kegiatan peresmian auditorium juga bersamaan dengan hari ulang tahun ponpes Sukorejo ke 109. Di Usianya yang sudah satu abad lebih ini pondok pesantren Sukorejo memiliki santri berjumlah 17 ribuan putra dan putri. Belasan ribu santri itu berasal dari berbagai daerah di tanah air. Ada juga santri berasal dari Thailand dan Suriah,” katanya.
Menurutnya, setiap tahun ponpes Sukorejo menerima sekitar tiga ribuan santri baru. Sedangkan santri yang berhenti mondok berkisar 1.000-1.500 orang setiap tahunnya. Oleh karena itu, pemenuhan infrastruktur pendukung di pondok pesantren menjadi keharusan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar santri.
“Alhamdulillah pondok ini masih dipercaya masyarakat dan tak kurang tiga ribuan setiap tahunnya santri baru. Karena lebih banyak santri masuk dibandingkan yang keluar, maka pemenuhan sarana dan prasarana menjadi kebutuhan,” katanya.