JEMBER, FaktualNews.co – Warga Desa Mojan, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, Jember, mengaku resah akibat jalan aspal di wilayah mereka rusak dan kurang lebih 8 tahun tidak ada perbaikan.
Pasalnya jalan aspal sepanjang kurang lebih 2 Km itu adalah akses utama warga dari desa menuju ke pusat Kota Jember.
Dengan kondisi jalan aspal yang rusak itu, warga lebih memilih berjalan kaki untuk menuju jalan utama. Karena jika mengendarai motor atau bersepeda jika tidak pandai berkendara, khawatir jatuh.
Pasalnya jalanan di wilayah tersebut memiliki sudut kemiringan kurang lebih 70 derajat dan berada di wilayah lereng pegunungan Argopuro.
Kondisi rusaknya jalan itu semakin diperparah jika kondisi hujan. Karena licin dan kondisi jalan yang berbatu.
“Kalau rusaknya jalan ini, kurang lebihnya delapan tahunan. Bahkan bisa juga lebih dari 8 tahun. Karena terakhir diaspal dulu itu, zamannya Bupati Pak MZA Djalal,” kata salah seorang warga Samiyadi (47) saat dikonfirmasi di rumahnya, Senin (20/3/2023).
Namun demikian, kata Samiyadi, dulu pernah ada perbaikan jalan. “Tapi gak tau apa dari desa atau pemerintah daerah. Tapi ya gitu hanya ditambah dan sekarang rusak lagi. Jadi warga berharap ada perhatian dan perbaikan,” katanya.
Harapan adanya perbaikan jalan, lanjutnya, sangat dibutuhkan. Pasalnya menurut Samiyadi, akses jalan rusak itu adalah satu-satunya jalur utama ke pusat Kota Jember.
“Ditempat kami mayoritas pelaku UMKM pembuatan tape. Kalau naik mobil enak. Tapi tetap hati-hati. Tapi kalau motor dan sepeda kalau gak mahir menyetir bisa jatuh. Apalagi kalau hujan, lebih licin. Kan jalannya miring, wilayah kami dataran tinggi,” ulasnya.
“Warga lebih memilih jalan kaki sejauh 2 Km dari desa ke jalanan besar, jika mau ke kota. Dari sini ke pusat kota kurang lebih 9 menit. Tidak tahu, tapi kok jalannya rusak begini,” sambungnya.
Sementara itu menurut Ketua RT setempat Nimun (49), selain jalan aspal rusak. Ada beberapa sisi jalan rawan ambruk. Karena berbatasan dengan aliran selokan. Tapi karena tidak ada perbaikan, jika mobil melintas harus lebih hati-hati.
“Karena tidak ada perbaikan, warga kami melakukan perbaikan secara swadaya, di sisi jalan (ambruk) pas dengan selokan kita pasangi batang bambu. Karena kalau tidak, mobil tidak bisa lewat. Padahal mobil lewat untuk bawa singkong, atau mengantar tape ke Jember dan luar Jember untuk dipasarkan,” jelas Nimun.
“Panjang selokan yang ambles, kurang lebih 500 meter totalnya, ada dua titik yang ambles. Jadi kalau ada perbaikan jalan, mungkin bisa sekalian perbaikan selokan. Karena agar meminimalisir terputusnya jalan,” sambungnya menjelaskan.
Lanjut Nimun, lokasi desa tempat tinggalnya itu sangat dekat dengan Pusat Kota.
“Tapi kami masuk wilayah Kecamatan Sukorambi. Saat sampai jalan besar. Ke pusat kota kurang lebih 5 Km. Kami berharap ada perhatian dari Pemkab ataupun desa. Kami padahal sudah laporan, tapi tidak ada tanggapan kurang lebih 8 tahun ini,” tuturnya.