JEMBER, FaktualNews.co – Sikapi soal jalanan beraspal rusak sepanjang kurang lebih 2 Km di wilayah Dusun Mojan, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, Jember. Kepala Desa Klungkung Abdul Gafur ikut membenarkan tentang kondisi kerusakan jalan tersebut.
Menurut Kades yang akrab disapa Gafur ini, dengan kondisi jalan beraspal yang rusak. Pihak pemerintah desa setempat sudah mengajukan permohonan perbaikan jalan ke Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPU BMSDA) Jember, sebanyak dua kali.
“Itu lokasinya, kalau saya tidak salah di Dusun Mojan RW 15. Wilayah itu berbatasan langsung dengan Mojan, Desa Jumerto, Kecamatan Patrang dan wilayah saya Mojan, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi. Jalan di sana itu memang rusak parah, tapi lebih panjang yang arah Jumertonya. Tapi memang jalan itu, paling banyak memberikan manfaat bagi warga kami Desa Klungkung,” kata Gafur saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Selasa (21/3/2023) petang.
Alasan pemerintah desa mengajukan permohonan perbaikan jalan, karena anggaran Dana Desa yang kurang lebih Rp 1,2 miliar, dinilai tidak mencukupi.
“Terkait kondisi jalan itu, kami akui dan minta maaf belum tercover dengan anggaran DD untuk perbaikan. Karena banyaknya lokasi yang memang harus dibangun di Klungkung. Di wilayah kami ada 3 dusun, anggaran DD itu sudah terbagi dari total Rp 1,2 Miliar yang kami terima. Apalagi kemarin saat pandemi Covid-19, anggaran DD itu juga dipakai untuk BLT (Bantuan Langsung Tunai),” ungkapnya.
Gafur pun juga membenarkan, kondisi jalan yang rusak. Juga licin dan dinilai berbahaya bagi pengendara kendaraan roda dua atupun empat.
“Untuk kondisi jalan rusak, kemudian jika hujan licin. Itu juga benar, karena daerah kami masuk wilayah rawan hujan. Untuk kondisi kerusakan jalan, jika naik motor masih bisa tapi harus hati-hati dan mahir. Naik mobil tergantung kondisi cuaca. Kenapa? Ya namanya musim hujan (dengan kondisi jalan rusak), licin dan membahayakan,” ungkapnya.
Dengan kondisi kerusakan jalan itu, lanjut Gafur, pemerintah Desa Klungkung memohon bantuan kepada DPU BMSDA Jember.
“Terkait kondisi kerusakan, kami juga memang sudah meminta dan memohon dengan berkirim surat ke Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPU BMSDA) dua kali. Bahkan juga proposal pengajuan perbaikan yang juga ikut dilampirkan, ditandatangani dua camat. Yakni Camat Patrang dan Sukorambi,” jelasnya.
“Tapi memang belum ada jawaban, apakah anggarannya belum ada atau belum turun. Saya sendiri juga belum paham. Tapi sudah masuk surat kami itu, mudah-mudahan mungkin pada tahun 2023 ini bisa ada perbaikan. Siapa tahu juga bisa lebih cepat ditangani,” sambungnya.
Lebih jauh Gafur juga menambahkan, soal kerusakan jalan beraspal itu. Dengan kondisi saat ini jalan hancur dan berbatu. Jalan beraspal rusak itu diperparah dengah sisi jalan yang dekat selokan ikut ambrol.
“Untuk yang masuk wilayah kami panjang jalan kurang lebih 200 meteran, sisanya 1 Km lebih yang masuk wilayah Dusun Mojan, Desa Jumerto (Kecamatan Patrang) itu. Memang panjang kurang lebih total jalan rusak mencapai 2,5 Km (sampai ke wilayah Kecamtan Patrang). Untuk kerusakan jalan, juga ditambah di sisi dekat selokan sering longsor. Itu memang perlu ada perbaikan aliran drainase (selokan), atau mungkin bisa pakai bronjong juga semakin kuat,” ulasnya.
“Karena kemarin itu, dengan curah hujan tinggi. Selokan itu arus airnya deras dan banjir dengan kondisi jalan miring (turunan). Jadi tergerus sebagian jalan (kurang lebih 500 meter). Makanya perlu diperkuat,” imbuhnya.
Terpisah menyikapi kondisi jalan beraspal rusak di wilayah Dusun Mojan, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi. Kabid Jalan dan Drainase DPU BMSDA Jember Ketang, mengaku sudah menerima informasi soal kerusakan jalan beraspal tersebut.
“Kalau terkait dengan jalan perbatasan jalan (Desa) Jumerto dan Klungkung, mungkin yang diinformasikan 2,5 Km. Jalan itu, memang kita inventarisir dulu. Soalnya program kita masih berlanjut, ketika tahun ini (2023), belum tercover bisa saja tahun depan (2024). Bisa berlanjut lah pokoknya dan disesuaikan dengan kemampuan anggaran kita. Jadi terkait koneksi antar Kecamatan dan desa tetap kita lanjut proses perencanaannya. Cuma pengerjaannya tetap bertahap,” ujar Ketang.
Menurutnya, setiap pengamat wilayah sudah punya usulan prioritas soal perbaikan jalan. “Kalau catatan ada, Jelas ada di program mereka. Cuma menunggu kemampuan anggaran kita seperti apa. Peninjauan pengamat wilayah itu sebelum mengusulkan. Sudah tahu kondisinya seperti apa. Sudah di survey dulu biasanya,” ulasnya.
Ketang juga menambahkan, soal saluran selokan atau drainase yang ambrol akibat tergerus air banjir. Pihaknya juga berjanji untuk meninjau. “Biasanya drainase juga sejalan dengan programnya perbaikan jalan. Jadi ketika kita sudah punya program jalan di sana, untuk mengamankan kondisi jalan kita lanjutkan dengan (perbaikan) drainase maupun dinding penahan,” tuturnya.